Kesra

Nelayan Bali Hemat Energi, Sukses Tekan Emisi

×

Nelayan Bali Hemat Energi, Sukses Tekan Emisi

Sebarkan artikel ini

Desa Kelan jadi percontohan energi bersih lewat perahu listrik dan konservasi pesisir.

SinarHarapan.id – Pagi itu di pesisir Desa Kelan, Bali, suasana terasa berbeda. Perahu-perahu nelayan tampak sibuk berlayar, namun udara tetap bersih dan tenang. Tak ada deru mesin atau kepulan asap seperti biasanya. Hanya desiran ombak dan semilir angin yang menemani aktivitas para nelayan yang berwajah cerah menatap hari baru.

Perubahan ini bukan kebetulan. Sejak beberapa bulan terakhir, Desa Kelan menjadi lokasi penerapan program Desa Energi Berdikari (DEB) dari PT Pertamina International Shipping (PIS). Melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungannya (TJSL), PIS mengubah cara hidup nelayan pesisir dengan memperkenalkan energi bersih berbasis listrik dan tenaga surya.

Perahu Listrik, Langkah Kecil yang Berdampak Besar

Baca Juga: Pertamina Grand Prix Mandalika 2025 Pecahkan Rekor Penonton

Inovasi itu diwujudkan melalui KeNaLiKeluarga Nelayan Lestari — sebuah inisiatif holistik yang mendorong masyarakat pesisir mandiri energi sekaligus berdaya ekonomi. Di Desa Kelan, lima unit mesin perahu listrik dan sepuluh baterai diberikan kepada kelompok nelayan Tanjung Sari.

Energi untuk mengisi baterai diambil dari panel surya yang juga disediakan oleh PIS. Dalam dua bulan terakhir, penggunaan mesin listrik ini menurunkan emisi karbon hingga 62 kilogram CO₂ dan meningkatkan efisiensi energi hingga 78 persen dibanding mesin berbahan bakar minyak.

Lebih dari sekadar ramah lingkungan, teknologi ini juga menghemat biaya operasional nelayan. Tak lagi perlu membeli bahan bakar setiap hari, mereka kini bisa berlayar dengan biaya nyaris nol.

Energi Bersih, Edukasi, dan Ekowisata

Namun, perubahan di Desa Kelan tak berhenti di laut. PIS juga membawa pendekatan Door-to-Door Education (DTDE) — pendidikan konservasi yang dilakukan langsung ke rumah-rumah nelayan. Program ini mengajarkan pengelolaan sampah rumah tangga, pelestarian mangrove, serta pemanfaatan energi terbarukan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebanyak 161 keluarga kini aktif memilah sampah organik dan anorganik, menghasilkan pengurangan timbulan sampah hingga 183 kilogram per minggu. Bahkan, dari kegiatan konservasi itu muncul ide baru: eco trip mangrove — wisata edukatif yang mulai menarik perhatian wisatawan.

Alih Istik Wahyuni, Manager CSR PIS, menyebut program ini sebagai wujud tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat maritim.

“Sebagai subholding Pertamina yang beroperasi di laut, kami ingin berkontribusi pada pelestarian ekosistem maritim sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir,” ujarnya.

Kolaborasi untuk Transisi Energi

Sejak 2024, PIS menggandeng lembaga lingkungan Divers Clean Action (DCA) untuk memperkuat penerapan DEB KeNaLi. Kolaborasi ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung agenda transisi energi nasional dan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

Dukungan datang pula dari pengelola kawasan mangrove Benoa. Made Yudha Wibawa, analis konservasi dari UPTD Tahura, menilai program ini dapat menjadi model kemandirian energi bagi masyarakat pesisir.

“Harapannya, kelompok nelayan bisa terus mengelola kawasan dengan sumber energi bersih bahkan setelah program berakhir,” katanya.

Desa Mandiri Energi, Pintu Wisata Masa Depan

Pemerintah Desa Kelan pun menyambut program ini dengan antusias. Jro Bendesa I Wayan Sukarena melihatnya sebagai peluang besar untuk mengembangkan potensi desa berbasis energi bersih.

“Kami bisa mengembangkan wisata energi ramah lingkungan sekaligus menjaga kelestarian mangrove, penyangga kehidupan masa depan,” ujarnya.

Upaya ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) — mulai dari energi bersih dan terjangkau, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, hingga penanganan perubahan iklim dan pelestarian ekosistem laut.

Di pesisir Kelan, perubahan kini bukan sekadar slogan. Di sana, nelayan berlayar tanpa polusi, mangrove tumbuh kembali, dan energi matahari menjadi penopang hidup baru — menghadirkan harmoni antara manusia dan alam yang perlahan menemukan ritme barunya.