SinarHarapan.id – Pemindahan Ibu Kota ke Ibu Kota Nusantara (IKN) diharapkan dapat mewujudkan Visi Indonesia 2045 yaitu Indonesia Maju dan membawa ekonomi Indonesia masuk 5 besar dunia pada tahun 2045.
Untuk mendukung hal tersebut, pembangunan IKN menerapkan konsep sustainability modern secara komprehensif, sehingga tercipta Kota Cerdas. Kota Cerdas akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di sana dan ketika kualitas hidupnya meningkat, akan melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul.
“Pemindahan pusat pemerintahan ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, tidak hanya memindahkan lokasi dan perangkatnya, melainkan menjadi simbol lompatan untuk transformasi bangsa Indonesia menjadi lebih maju dan adaptif dengan perubahan, wujud Indonesia-sentris, serta pemerataan pembangunan,” ucap Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Usman Kansong, dalam sambutan dalam acara CreativeTalks Pojok Literasi dengan tema “Ngabuburit Bareng Influencer: Sudah Sejauh Mana Pembangunan IKN?” di Bandung, Jawa Barat, pada Jumat (15/03/2024).
Usman Kansong juga menyampaikan untuk mendukung pembangunan IKN, akan dibangun infrastruktur digital dan telekomunikasi. Pemerintah telah menyiapkan Pusat Data Nasional (PDN) sebagai upaya menciptakan kedaulatan digital. Tujuan utama pembangunan fasilitas PDN adalah untuk mendukung pelayanan publik yang efisien, efektif, dan transparan.
Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita Ibu Kota Nusantara, Mohammed Ali Berawi, menjelaskan bahwa IKN akan menjadi Kota Hutan yang Cerdas dan Lestari (Smart and Sustainable Forest City), yang memiliki elemen hijau, berketahanan, berkelanjutan, inklusif, dan cerdas.
Kota Hijau dan Cerdas sudah sejak awal tertuang dalam Cetak Biru Kota Cerdas Nusantara, mulai dari perencanaan, peta jalan, hingga apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai Indonesia Emas 2045, dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi kota lain di Indonesia.
“Ekosistem IKN dibentuk memanfaatkan teknologi, harapannya pembangunan kota cerdas ini akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. IKN dibangun dengan melakukan pelestarian lingkungan dan bergandengan dengan alam,” jelas Ali Berawi.
Dalam upaya mewujudkan Kota Cerdas, pembangunan IKN telah meliputi 6 lapisan, Smart Governance, Smart Transportation & Mobility, SMart Living, Smart Natural Resources and Technology, Smart Industry and Human Resources, Smart Built Environment and Infrastructure.
Sementara itu, Direktur Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR, Diana Kusumastuti, menyampaikan perkembangan pembangunan infrastruktur di IKN yang hingga saat ini mencapai 89 paket pekerjaan.
Mulai dari rumah-rumah ASN, hingga bangunan lain antara lain sumber daya air seperti bendungan, pengendalian banjir, dan embung, paket pekerjaan segmen Bina Marga berupa Jalan Tol IKN dan jalan di dalam Kawasan Inti Pusat Pemerintahan, segmen Cipta Karya berupa Kompleks Istana Kepresidenan, Instalasi Pengolahan Air minum, Sistem penyediaan Air Minum, hingga Instalasi Pengolahan Air Limbah dan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu, kemudian segmen perumahan mencakup Rumah Tapak Jabatan Menteri, rusun Polri dan BIN, serta rusun ASN.
“Area perencanaan, perancangan yang luas dan masif ini memerlukan kolaborasi multidisiplin dan ilmu, karena ini sejarah peradaban baru yang dibangun oleh anak-anak bangsa sehingga harus bersama-sama mencurahkan gagasan kita untuk Ibu Kota Nusantara,” kata Diana Kusumastuti.
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita Ibu Kota Nusantara, Myrna Asnawati Safitri, memaparkan bahwa IKN merupakan Kota Hutan Berkelanjutan. Pembangunan IKN mengikuti rencana Tata Ruang yang ditetapkan tahun 2022, bahwa 65% sebagai kawasan yang dilindungi, 10% kawasan pangan, dan 25% kawasan hunian, perkantoran, perkotaan.
Sebelumnya, wilayah pembangunan IKN telah dialih fungsi karena aktivitas penebangan pohon (logging), hutan tanaman monokultur, kelapa sawit, pertambangan, serta pemukiman & pertanian.
Pembangunan IKN merupakan upaya mengembalikan kembali melestarikan hutan tropis, caranya melalui mengurangi deforestasi ekosistem hutan, mengelola hutan secara berkelanjutan dan wanatani, merestorasi area terdegradasi dan pembangunan koridor satwa, membangun hutan kota dan/atau ruang terbuka hijau, hingga melakukan moratorium perizinan usaha dan kegiatan pertambangan, perkebunan di kawasan lindung.
“Alokasi lahan 65% ini lebih besar dari standar global Kunming – Montreal Global Biodiversity Framework 2022, yang menetapkan 30% kawasan lindung pada 2030,” kata Myrna Asnawati Safitri.
Akademisi dan Kepala Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas Institut Teknologi Bandung, Suhono H. Supangkat, mengatakan tantangan kota baru selain membangun dari 0 (nol) dan implementasi teknologi adalah membuat kota menjadi berkelanjutan (sustainable) dan tangguh (resilient), sehingga transformasi manusia harus disiapkan. Suhono berharap pembangunan IKN bisa menjadi contoh pembangunan kota lain.
“IKN bisa menjadi contoh bagaimana impian Indonesia membangun kota, sehingga bisa menjadi penghela dalam pembangunan ibu kota – ibu kota provinsi menjadi lebih maju, hebat, dan memberikan kualitas hidup yang lebih baik,” ucap Suhono.
Creative Talks Pojok Literasi “Ngabuburit Bareng Influencer: Sudah Sejauh Mana Pembangunan IKN?” dihadiri oleh berbagai influencer asal Bandung yang diharapkan dapat ikut berpartisipasi menyebarkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang konsep sustainability yang akan diterapkan di IKN. (non)