SinarHarapan.id-Kelompok pencinta sekaligus penampung hewan anjing terlantar, Pejaten Shelter meminta dukungan dan bantuan nyata dari pemerintah.
Hal ini juga merupakan ajakan bagi siapapun untuk lebih peduli terhadap hewan peliharaan, terutama anjing terlantar untuk bisa ditampung dan dipelihara selayaknya.
Seperti yang dilakukan dr Susana Somali yang telah rela berkorban menjadikan rumah pribadinya untuk menampung dan mengobati anjing sakit.
Namun kepedulian Doksus, sapaan akrab dr. Susana terusik dengan tindakan aparat yang memberikan teguran keras terhadap hewan yang dirawatnya.
Berlokasi di Pekayon, Jakarta Selatan, rumah kediaman Doksus disambangi aparat pemerintah, yakni dari pihak Kelurahan Ragunan, Satpol PP, dan RW 003 Pekayon, dpu Jakarta Selatan. (8/2)
Kedatangan mereka terkait pelaporan warga yang merasa terganggu akan gonggongan anjing-anjing yang melebihi kapasitas dan aroma yang tidak sedap dari kediaman DokSus.
Aparat menghimbau agar mengembalikan fungsi rumah sebagaimanamestinya.
Tindakkan persuasif sudah di lakukan oleh Doksus dengan membawa keluar puluhan anjing yang berada di rumahnya untuk dibawa ke Shelter sesuai dengan kesepakatan dan UU yang berlaku (Pergub DKI Jakarta, Nomor 199, tahun 2016 tentang Hewan Potensi Rabies dan batas kepemilikan hewan, anjing 5 (lima) ekor, selebihnya harus mendapatkan izin dari RT/RW atau otoritas yang ditunjung dalam Pergub), dan menjadikan rumah sebagaimana fungsinya, selanjutnya hanya menyisahkan beberapa ekor anjing yang sakit saja.
Namun kedatangan mereka dinarasikan Doksus sebagai tekanan dan upaya menyudutkannya oleh para aparat dan tetangga yang melaporkan, ketua RW 003 Pekayon I dan Satpol PP,” jelas Ria perwakilan dari Pejaten Shelter.
Dengan masuk ke dalam rumah tanpa izin sang pemilik, menurutnya hal itu kurang pantas dilakukan oleh para aparatur warga,” timpal Ria kembali.
Selanjutnya Doksus menduga, bahwa tetangganya ini hanya mencari-cari alasan dan masalah dengannya, agar ia bisa membeli rumahnya karena posisinya disamping persis dari rumahnya dan khabar ini sudah tersebar sejak 10 tahun lalu,” ucap Doksus pada saat di temui di Shelter Pejaten.
Lebih lanjut Doksus menjelaskan, disini saya sebagai manusia biasa yang memiliki hati dan nurani, hanya ingin membantu binatang-binatang yang terlantar dan sakit, yang seharusnya ini merupakan tanggung jawab pemerintah untuk memberikan tempat yang layak buat mereka dan bukan di beban tanggungjawabkan ke saya, namun kenyataannya kan tidak ada tindakan dari pemerintah untuk merawat ataupun menampung binatang-binatang terlantar dan sakit ini.

Doksus menambahkan, “dengan kerendahan hati dan jiwa saya, saya rela mengorbankan rumah pribadinya di jadikan tempat binatang-binatang yang sakit sebagai tempat persinggahan sementara sampai sembuh dan rumah saya bukan tempat orang membuang hewan. Semoga saja pemerintah pusat dapat memberikan solusi akan permasalahan binatang-binatang yang terlantar dan sakit,” tutup DokSus.