Menparekraf Sandiaga Uno menyerahkan penghargaan Rekor MURI kepada pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia. (Foto: Kemenparekraf)

SinarHarapan.id – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyerahkan penghargaan Rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) kepada pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) sebagai wujud apresiasi dalam menghadirkan karya-karya terbaik anak bangsa.

Menparekraf Sandiaga, dalam acara Penganugerahan Rekor MURI Bidang Parekraf oleh Kemenparekraf RI dan MURI yang berlangsung di Balairung Soesilo Soedarman, Jakarta, Selasa (30/5) berharap penghargaan ini dapat bermanfaat bagi para penerima serta dapat menginspirasi lebih banyak insan pariwisata dan ekonomi kreatif di tanah air.

“Selamat kepada Bapak Ibu penerima dan teruslah berkarya. Karena kami yakin, mahakarya pasti akan menemukan jalannya untuk memberikan kemaslahatan bagi masyarakat,” kata Sandiaga.

Pada saat penyerahan penghargaan Rekor MURI tersebut, Menparekraf Sandiaga didampingi oleh Direktur Utama MURI, Aylawati Sarwono dan Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, M. Neil El Himam. Serta disaksikan langsung oleh Jaya Suprana selaku Pendiri MURI.

Menparekraf Sandiaga berbagi pengalamannya ketika melakukan kunjungan kerja ke berbagai destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif. Dimana para penggiat pariwisata dan ekonomi kreatif memiliki semangat yang begitu besar melahirkan sederet karya hingga beragam kegiatan yang dapat diakui dan diapresiasi oleh MURI.

“Setiap saya ke tempat-tempat destinasi wisata banyak permohonan fasilitasi untuk MURI ini. Oleh karena itu kami akan memberikan fasilitasi agar mereka bisa menjadi bagian dari keluarga besar MURI,” ujar Menparekraf.

Peraih penghargaan Rekor MURI dalam kesempatan itu berjumlah 19 yang terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari seniman, musisi, pengusaha, hingga politisi.

Peraih penghargaan tersebut yakni:
1. Djarum Foundation sebagai perusahaan yang mendukung pementasan seni dan budaya terbanyak di Indonesia.
2. Dato’ Dr. Low Tuck Kwong sebagai pemilik kebun binatang dengan 28 koleksi satwa albino terbanyak di Indonesia.
3. Rumah Kreatif Fadli Zon sebagai rumah yang mempunyai berbagai koleksi budaya nusantara terbanyak.
4. Laksda TNI, Iwan Isnurwanto, perwira tinggi TNI AL sebagai penyanyi dan penulis lirik lagu terbanyak (73 lagu).
5. Bai Soemarlono dan Joseph Lim sebagai perancang busana pertama yang merancang batik dengan motif Starwars.
6. Didi Nini Thowok sebagai seniman tari cross gender pertama di Indonesia.
7. Ir. Hari Apriyanto dengan audio painting pertama di dunia.
8. Festival Film Bulanan Kemenparekraf sebagai festival film pendek yang melakukan seleksi film setiap bulan (dari tahun 2020 – sekarang).
9. Tim Penulis Buku Dende Mandalika, buku dengan penyusun narasumber pemuka adat terbanyak (18 Narasumber).
10. Keluarga Almarhum Bapak Nelwan Katuuk sebagai penyandang disabilitas tunanetra pertama yang menciptakan alat musik kulintang.
11. Agnes Linggar Budhisurya sebagai perancang busana pertama yang melukis bebas pada kain.
12. Semarang Batik Innovation City dengan lomba penciptaan motif batik peserta terbanyak.
13. PT. PP Sinergi Banjaratma dengan rest area pertama yang menggunakan fasilitas gedung heritage, rest area dengan fasilitas terbanyak (100 fasilitas), dan rest area dengan UMKM terbanyak (176 UMKM).
14. Pemerintah Kabupaten Belitung dengan hutan digital pertama berbasis masyarakat, batu granit terbesar berbentuk kepala garuda.
15. Surya Sahetapy, disabilitas (tuli) pria pertama yang menyelesaikan studi magister di mancanegara.
16. Azmi Abubakar pendiri museum pustaka peranakan Tionghoa pertama.
17. ISWI Fashion Academy perintis pendidikan mode pertama di Indonesia (1981).
18. Andy Djati Utomo pelopor seni lipatan dan anyaman janur pada rangkaian bunga modern (non tradisional).
19. Rujak Es Cream Pak Nardi sebagai rujak es krim pertama di dunia.