SinarHarapan.id-Penjualan Phapros Tbk (PEHA) naik tajam 25% pada semester I 2025 ketimbang daripada tahun lalu.
Pertumbuhan ini karena lonjakan permintaan dari segmen obat bebas dan obat resep bermerek. Sebanyak Rp93 miliar dari obat OTC, dan Rp112 miliar dari obat resep bermerek.
Selanjutnya, segmen rumah sakit dan modern outlet jadi penopang utama penjualan obat resep. Sementara itu, segmen ritel dan tender menyokong penjualan dari obat bebas.
Plt Dirut Phapros, Ida Rahmi Kurniasih, menyebut pencapaian ini hasil strategi bisnis yang tepat.
Mulai dari efisiensi biaya, distribusi yang mendapat penguatan hingga peluncuran produk baru dilakukan tahun ini.
Phapros juga mencatat efisiensi signifikan lewat penurunan HPP dan beban usaha hingga 7,3%.
Beban pemasaran dan distribusi terpotong 13,5%, ikut memperbesar margin laba usaha hingga 219%.
Laba bersih PEHA melonjak 105%, dari rugi Rp49 miliar jadi untung Rp2,5 miliar. Sementara EBITDA naik drastis 869% jadi Rp62,5 miliar dari sebelumnya negatif.
Phapros juga berhasil memangkas liabilitas jangka pendek sebesar 27% pada periode sama. Sejak 2024, Phapros memilih fokus pada 54 produk ber-margin tinggi dari 200 izin edar.
Langkah ini mampu menghemat biaya riset, marketing, dan modal kerja secara signifikan. Strategi ini berdampak efektif mendongkrak profitabilitas dan efisiensi operasional perusahaan.
Ida juga menyebut inovasi produk sebagai kunci utama pertumbuhan berkelanjutan. Produk baru seperti OAT TBC Kategori 1 kini siap tembus pasar reguler dan tender pemerintah.
Produk tersebut telah kantongi izin edar dari BPOM usai lulus uji klinis. Phapros pun telah meluncurkan 3 produk baru hingga Juni, dari target 6 produk di 2025.
Tiga produk itu berasal dari lini terapi antibiotik dan terapi TBC. Ke depan, produk anyar ini jadi andalan baru untuk pertumbuhan jangka panjang.
Target pertumbuhan penjualan PEHA tahun ini minimal 18%. Ida menyebut PEHA kini fokus pada 5 strategi transformasi bisnis utama.
Pertama, perkuat struktur keuangan melalui restrukturisasi utang dan efisiensi menyeluruh.
Kedua, tingkatkan distribusi dan layanan pelanggan untuk dorong penjualan.
Ketiga, kembangkan produk dan pasar ekspor lewat RnD serta kemitraan strategis.
Keempat, lakukan digitalisasi dan inovasi rantai pasok dari hulu ke hilir.
Kelima, optimalkan SDM lewat transformasi budaya kerja dan pengembangan talenta.