Gaya Hidup

Penting Memahami Pencegahan dan Penanganan Varises Sejak Dini

×

Penting Memahami Pencegahan dan Penanganan Varises Sejak Dini

Sebarkan artikel ini

SinarHarapan.id-Sering dianggap sepele, varises justru dapat memicu komplikasi kesehatan serius bila diabaikan.

Oleh karena itu, penting memahami pencegahan dan penanganan varises sejak dini.

Varises terjadi ketika pembuluh vena membengkak, membesar, dan menonjol di bawah kulit. Kondisi ini ditandai pembuluh darah biru, berkelok, besar, dan terlihat jelas.

Biasanya, varises semakin memburuk seiring waktu. Paling sering, varises muncul di kaki akibat tekanan saat berdiri atau berjalan.

Keadaan ini menjadi salah satu gejala insufisiensi vena kronis. Siapa pun bisa terkena varises, meski ada faktor risiko tertentu.

Riwayat keluarga dengan varises dapat meningkatkan risiko hingga 90%. Wanita berisiko dua sampai tiga kali lebih tinggi dibanding pria.

Hormon estrogen dan progesteron memengaruhi risiko tersebut. Pertambahan usia juga membuat peluang munculnya varises meningkat.

Kehamilan memberi tekanan tambahan pada kaki, memicu varises. Pekerjaan yang menuntut duduk atau berdiri lama juga meningkatkan risiko.

Obesitas dengan BMI di atas 30 memicu tekanan ekstra pada vena. Penggunaan kontrasepsi hormonal jangka panjang turut meningkatkan risiko varises.

Gejala awal varises meliputi sensasi berat, nyeri tumpul, pembengkakan, dan gatal di area vena. Gejala memburuk setelah berdiri atau duduk terlalu lama.

Varises lanjut ditandai nyeri kronis, kulit menghitam, atau eksim varikosum. Segera konsultasi ke dokter bedah vaskular jika mengalami gejala ini, jelas dr. Charlie Dokma Tua Simanjuntak, Dokter Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Vaskular RS Pondok Indah — Pondok Indah.(8/8)

Jika tidak diobati, varises dapat memicu selulitis atau infeksi kulit. Perdarahan spontan juga dapat terjadi akibat varises.

Perubahan kulit kronis menjadi salah satu komplikasi lain. Ulkus vena menyebabkan luka lama sembuh.

Diagnosis varises dimulai dari wawancara medis atau anamnesis. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat tanda-tanda varises.

USG Doppler digunakan sebagai pemeriksaan penunjang. USG Doppler aman, non-invasif, dan bisa diulang.

Teknologi ini memetakan vena dan menilai aliran darah secara real-time. Pencegahan varises mencakup olahraga rutin minimal 30 menit per hari.

Jaga berat badan dengan BMI di bawah 25. Hindari duduk atau berdiri statis lebih dari satu jam.

Gunakan stoking kompresi ringan jika berisiko tinggi. Penanganan varises menyesuaikan tingkat keparahan gejala, imbuh Charlie.

Terapi konservatif meliputi stoking kompresi dan modifikasi gaya hidup. Obat venoaktif dapat membantu mengurangi gejala.

Prosedur minimal invasif mencakup skleroterapi, laser, dan glue ablation. Glue ablation menutup vena bermasalah menggunakan lem medis khusus.

Pasien dapat langsung beraktivitas normal setelah prosedur. Operasi dilakukan pada kasus tertentu seperti stripping atau flebektomi.

Varises tidak hilang sendiri dan cenderung memburuk tanpa perawatan. Perawatan tepat ditentukan dokter berdasarkan kondisi pasien.