SinarHarapan.id – Kirab Budaya dalam rangka peringatan Hari Jadi ke-77 Kalurahan Wedomartani, Kapanewon Ngemplak adalah wujud rasa syukur atas keberlangsungan jalanya pemerintahan dan pembangunan.

Selain itu, kirab ini juga merupakan sarana mempertahankan kesatuan dan persatuan baik sesama masyarakat juga wujud manunggaling masyarakat dan pemerintah Kalurahan. Hal itu disampaikan oleh Lurah Wedomartani Teguh Budiyanto pada saat berlangsungnya Kirab Budaya, Sabtu (11/11/2023) di Pendapa Kantor Kalurahan Wedomartani.

Lebih lanjut Teguh Budiyanto mengatakan, dilaksanakannya gelar budaya termasuk kirab budaya bertujuan untuk memupuk dan mempertahankan semangat gotong royong dan mempererat persaudaraan diantara masyarakat Wedomartani.

Pada peringatan Hari Jadi Ke-77 Kalurahan Wedomartani tahun 2023, kirab budaya didukung 17 gerobak dengan mengusung Gunungan dan berbagai hasil kreasi masyarakat. Selain komunitas Gerobak, Kirab juga diikuti oleh Komunitas Difabel, Kelompok olahraga Pencak Silat, Pramuka, Pemuda dan siswa M.Ts.N. selain itu juga turut meramaikan terdiri dari KWT, Kelompok Tani, Gapoktan, kelompok Kesenian, PKK Lembaga baik tingkat Kalurahan maupun Padukuhan.

Ketua Kalurahan Budaya Wedomartani Mujiburokhman menuturkan, kirab budaya dengan route mengelilingi wilayah Kalurahan Wedomartani, start dan  finis  dari lapangan Dolo, terbagi menjadi tiga etape.

Etape pertama perjalanan gerobak dan kendaraan bermotor berhenti di komplek Adi TV karena di Adi TV  pasukan Bregada Minto dari Malangrejo dan pasukan pejalan kaki yang berasal dari berbagai komunitas dan perwakilan Padukuhan sudah menunggu.

Dari Adi TV bregada dan pasukan pejalan kaki berjalan menuju Kalurahan dengan formasi dibelakang pejalan kaki adalah komunitas Gerobak yang ditumpangi Lurah dan perangkat dan gunungan, baru kemudian kendaraan hias dan kendaraan komunitas difabel. Iring-iringan berhenti di depan Gereja Babadan, semua peserta mulai jalan kaki hingga pendapa kalurahan.

“Pada saat kirab jalan kaki semua gunungan dipikul dan diara, baru setelah sampai Balai Kalurahan dilaksanakan doa yang kemudian dibawa ke Lapangan Dolo untuk diperebutkan,” ujar Mujiburokhman.

Dirinya mengatakan, Gunungan Hasil bumi yang sudah ditunggu lebih kurang seribu orang masyarakat Wedomartani berasal dari Kalurahan lama, yaitu Kalurahan Babadan, Kalurahan Pokoh, Kalurahan Gedongan dan Krapyak. Selain itu juga ditambah Gunungan yang dibuat dari makanan khas produksi Wedomartani, yaitu Sagon dan Karag/lempeng beras.

Panewu Ngemplak Sumariyah, dalam sambutanya mengatakan, Kalurahan Wedomartani Mandiri Budaya yang banyak inovasi, inovasi dimaksud menjadikan berbagai moment dengan lebih banyak melibatkan partisipasi masyarakat.

Dengan kemasan Seni dan Budaya masyarakat menyatu bahu membahu, guyub rukun sebagai modal pembangunan wilayah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan.

“Kami berharap di Ngemplak nantinya ada tambahan  Kalurahan Bedaya yang berstatus mandiri budaya,” harapnya.

Rangkaian Peringatan Hari Jadi ditutup dengan parade Sholawat Hadroh Minggu(12/11/2023) yang diikuti kelompok-kelompok kesenian religius masing-masing padukuhan. (atp/infopublik)