SinarHarapan.id-PT Phapros Tbk yang merupakan bagian dari Holding BUMN Farmasi terus membidik kinerja tahun ini agar bisa tetap tumbuh. Beberapa lini usaha yang dioptimalkan tahun ini adalah penjualan obat resep bermerek dan ekspor.
Hal itu sejalan dengan grand strategy perseroan dan rencana penataan portofolio produknya. Di mana, kedepannya emiten berkode saham PEHA ini akan terus memperkaya varian produk obat bermereknya.
Direktur Utama Phapros, Hadi Kardoko, mengatakan bahwa pertumbuhan obat resep bermerek (etikal) Phapros di semester I/2023 mencapai 14,9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Kontribusi terbesar disumbangkan oleh produk Dextamine yang tumbuh sebesar 38,9 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu dan Pro TB sebesar 53,2 persen,” ujarnya.
Hadi berharap hingga akhir tahun 2023, kinerja Perseroan tetap tumbuh seiring dengan akan diluncurkannya produk-produk baru dari beberapa kelas terapi, terutama di pilar obat bermerek. “Pertumbuhan di pilar obat branded adalah salah satu strategi kami agar di akhir tahun 2023, portfolio produk baru Phapros akan terdiri dari lebih dari 60 persen branded dan sisanya generik.”
Selain dari pilar Etikal, kontribusi pendapatan dari lini ekspor juga mengalami peningkatan sebesar 45,2 persen dengan negara tujuan Kamboja dan Filipina.
“Pasar ekspor masih terbuka cukup lebar bagi produk seperti multivitamin, antibiotik, analgesik, produk untuk menyamankan perjalanan, anti histamin hingga anti tuberkulosis. Ini belum termasuk produk-produk obat dari kelas terapi lainnya serta alat kesehatan yang Phapros produksi, bekerjasama dengan lembaga riset dan universitas dalam negeri. Kami optimis bisa meningkatkan growth net sales di akhir 2023 karena masih banyak negara-negara lain yang akan menjadi target Phapros, dan kami terus optimis target tahun 2023 akan tercapai” jelas Hadi.
“Untuk terus meningkatkan performa hingga akhir tahun, Perseroan telah menyiapkan beberapa strategi yang meliputi commercial excellence, operational excellence, organizational excellence, serta digitalisasi dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia. Dengan menerapkan strategi tersebut, kami harap pertumbuhan Phapros tetap terjaga,” pungkas Hadi.
Tim analis dari perusahaan stock advisor Emtrade mengatakan bahwa farmasi memiliki prospek yang cenderung lebih baik pada 2023 karena tekanan beban pokok setelah harga-harga komoditas mengalami penurunan dan rupiah mengalami penguatan.
Dalam paparannya, Emtrade menyatakan bahwa pemerintah awal tahun ini telah melakukan penyesuaian tarif INA-CBG sebesar 9.5%. Ini menandai kenaikan pertama sejak 2016, dimana tahun ini mulai membebankan biaya kepada pelanggan BPJS seperti biaya obat yang lebih tinggi. Otomatis ini dapat mendukung profitabilitas rumah sakit yang nantinya juga akan meningkatkan profitabiltas emiten farmasi dari terjualnya obat premium di sepanjang 2023 ini.
Sektor farmasi menarik di Indonesia karena Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau perbandingan harapan hidup orang Indonesia terbilang cukup tinggi di level 72.91 pada tahun 2022 (>50). Dengan bertambahnya penduduk, maka peluang kebutuhan farmasi dan medis masyarakat juga akan tinggi.
Dalam analisisnya mengenai saham PT Phapros Tbk (PEHA), Emtrade melihat penjualan PEHA berasal dari lini bisnis produksi dan perdagangan yang meliputi baik ekspor ataupun impor atas obat-obatan, alat kesehatan, suplemen, termasuk pangan fungsional. Perusahaan yang didirikan oleh Ellen May tersebut merekomendasikan untuk mengkoleksi saham PEHA untuk diperdagangkan ketika momentumnya tepat.