SinarHarapan.id-Suasana penuh harapan menyelimuti Hotel Grand Lestari, Ketahun, Bengkulu Utara pada Rabu, 25 Juni.
Acara sosialisasi Program Bangga Kencana menggugah semangat kolaborasi lintas pemangku kepentingan.
Hj. Eko Kurnia Ningsih dari DPR RI turut menghadiri pertemuan tersebut bersama mitra kerja strategis.
Sekretaris BKKBN Bengkulu, Nesianto, serta Kepala Dinas PPKB Nova Hendriani juga hadir memperkuat komitmen bersama.
Ketiganya menegaskan pentingnya keluarga berkualitas dalam mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045.
Program Bangga Kencana memprioritaskan pembangunan keluarga, kependudukan, dan perencanaan keluarga secara menyeluruh.
Nesianto menjelaskan, kualitas keluarga menjadi fondasi utama mencetak SDM unggul dan berdaya saing global.
Pemerintah menggerakkan program BKB dan BKR untuk memperkuat pola pengasuhan anak dan remaja.
Program DASHAT juga hadir untuk mengatasi stunting melalui dapur sehat di komunitas lokal.
BKKBN mengingatkan, bonus demografi tersebut hanya bermanfaat jika berbarengan dengan SDM yang sehat dan produktif.
Kebijakan lembaga tersebut selaras dengan agenda pembangunan nasional RPJMN 2025–2029.
Delapan arah pembangunan mencakup ideologi, industri hijau, pembangunan desa, hingga kesehatan dan pendidikan. Peta jalan menuju 2045 mengutamakan SDM sebagai kunci transformasi bangsa.
Strategi besar mencakup pelatihan ulang, kesehatan preventif, hingga akses air bersih dan sanitasi layak.
Cita-cita besarnya: Indonesia adil, maju, dan mandiri secara ekonomi dan sosial. Negara menargetkan pendapatan per kapita setara negara maju, sekitar USD 23.000–30.300.
Pemerintah juga ingin menurunkan tingkat kemiskinan nasional hingga di bawah 1%. Peningkatan daya saing SDM menjadi agenda utama dalam pembangunan nasional jangka panjang.
Indonesia siap memperkuat posisi global sambil berkomitmen menekan emisi karbon. Target Net Zero Emission tetap menjadi fokus sejalan dengan pembangunan berkelanjutan.
Nesianto menekankan, semua pencapaian besar dimulai dari unit terkecil: keluarga. Program Bangga Kencana bukan hanya sosialisasi, tetapi obor peradaban yang terus menyala.
Pembangunan tidak cukup dengan infrastruktur dan teknologi semata. Pembangunan sejati berawal dari meja makan, pelukan, dan perhatian orang tua di rumah.
