SinarHarapan.id-Pabrik baru Proline diresmikan di Kawasan Industri Jababeka III, Bekasi.
Fasilitas ini dibangun untuk memperkuat kemandirian produksi alat kesehatan nasional.
Selain itu, pabrik ini juga bertujuan mengurangi ketergantungan impor alkes.
Dirjen Kefarmasian & Alat Kesehatan Kemenkes RI hadir dalam peresmian tersebut.
Lucia Rizka Andalusia memberikan apresiasi atas langkah strategis Proline ini.
Ia berharap fasilitas baru ini mendorong penggunaan produk lokal berkualitas tinggi.(25/4/2025)
Andi Widjaja menyatakan pabrik ini akan memperkuat pasokan alkes dalam negeri.
Proline juga siap mendukung program pemeriksaan kesehatan gratis pemerintah.
Kapasitas produksi Kimia Klinik meningkat tiga kali lipat menjadi 960.000 kit per tahun.
Produksi Rapid Test melonjak 4,5 kali lipat mencapai 22,5 juta tes per tahun. Instrumen diagnostik kini bisa diproduksi hingga 4.000 unit per tahun.
Fasilitas baru ini juga menambah kapasitas tes biomolekuler sebanyak 5 juta per tahun. Saat ini, produk Proline digunakan lebih dari 7.000 fasilitas kesehatan di Indonesia.
Target jangka panjangnya adalah memenuhi seluruh kebutuhan alkes nasional. Proline juga berencana meningkatkan ekspor 20% dibanding tahun sebelumnya.
Prodia sebagai pemegang saham 39% mendukung penuh pengembangan ini.
Liana Kuswandi yakin langkah ini memberi nilai strategis bagi kedua perusahaan.
Mitra global Proline, DiaSys, turut mengapresiasi ekspansi ini.
Günther Gorka berharap Proline menjadi pemain kunci di pasar global.
Proline telah memegang sertifikasi ISO 13485:2016 sejak 2013. TKDN produk Proline berkisar antara 42,10% hingga 55,85%.
Perusahaan berkomitmen meningkatkan penggunaan bahan baku lokal. Komponen metal untuk instrumen kini diproduksi sendiri oleh Proline.
Dengan pabrik baru ini, Proline siap berkontribusi bagi ketahanan kesehatan Indonesia. Ekspansi ini juga memperkuat posisi Proline di pasar internasional.