SinarHarapan.id-Salma Khairunnisa viral setelah konten dari influencer Imam Santoso tersebar luas di berbagai media nasional.
Ia adalah anak dari pemulung di Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang tetap bangga dengan profesi orang tuanya.
Salma kerap mendapat hinaan, namun tanpa merasa malu mengakui profesi kedua orang tuanya sebagai pemulung sampah.
Salma bertekad membuat keluarganya bangga dengan prestasi yang ia capai sejak masa sekolah hingga sekarang.
Sejak SMP hingga SMA, ia belajar dengan tekun dan berhasil meraih prestasi akademis luar biasa.
Melalui kerja kerasnya, Salma memperoleh beasiswa penuh dari Bank Syariah Indonesia untuk kuliah di Universitas Indonesia.
Di Jurusan Teknik Metalurgi, Salma semakin berkembang dengan menciptakan teknologi bahan bakar dari sampah bersama rekannya.
Teknologi ini untuk mendukung industri dan pabrik memanfaatkan sampah sebagai sumber energi alternatif.
Saat berkuliah, Salma juga magang di Containder, startup yang fokus mengelola sampah menjadi produk bernilai ekonomis.
Melalui divisi penelitian, ia mempresentasikan inovasi teknologi ini kepada Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono.
Inovasi yang ditampilkan pada 12 Maret tersebut mendapat sambutan positif dari Wakil Menteri Lingkungan Hidup.
Mentor Salma, Billy Mambrasar, menyebutnya sebagai sosok kunci dalam mengembangkan strategi pengelolaan sampah di Containder.
Containder kini mengelola 300 ton sampah per tahun di Papua dan berencana memperluas operasinya ke beberapa provinsi.
Pada 2025, Containder akan ekspansi ke Bali, Jawa Barat, dan Jakarta bekerja sama dengan SUCOFINDO.
Salma bercita-cita menciptakan Indonesia bersih dan meningkatkan kesejahteraan pemulung di seluruh negeri.
Melalui inovasi ini, ia berharap stigma negatif terhadap profesi pemulung dapat berubah menjadi penghargaan masyarakat.