Ekonomi

Seminar JIPREMIUM 2023: Become An Execeptional Entrepreneur

×

Seminar JIPREMIUM 2023: Become An Execeptional Entrepreneur

Sebarkan artikel ini
Jakarta International Premium Products Fair (JIPremium 2023). SH/Dok

SinarHarapan.id – Jakarta International Premium Products Fair (JIPremium 2023) hadir kembali. Pameran yang menampilkan berbagai produk premium Indonesia dan Korea Selatan ini diselenggarakan mulai tanggal 14 hingga 17 September 2023, bertempat di Ruang (Hall) A dan B, Jakarta Convention Centre (JCC) Senayan, Jakarta.

Selain menyajikan beragam produk premium dari Indonesia dan Korea Selatan, pameran ini juga menggelar berbagai acara seminar yang menghadirkan para pembicara dari berbagai latar belakang, serta mengupas berbagai topik menarik seperti tentang bisnis, ekspor, media digital dan lain sebagainya.

Pada hari pertama kegiatan pameran JIPremium 2023 ini, kegiatan seminar yang diselenggarakan mengangkat tema “Become An Exceptional Entrepreneur”. Tampil tiga pembicara pada seminar tersebut di antaranya adalah RA Loretta Kartikasari, SE., M.I.Kom., MM., PhD (c), founder marcommads.id dan srikandipintar.id; Bambang Triharto, COO AladinMall.id MNC E-commerce; serta Andi Makkulau, ST., M.I.Kom., MT, Executive Director PT. KISS Japan Indonesia.

Pada kesempatan tersebut, RA Loretta Kartikasari, menjelaskan bahwa pihaknya sebagai konsultan marketing komunikasi, di antaranya menyelenggarakan pelatihan untuk menjadi pengusaha atau entrepreneur. “Penting bagi pengusaha mikro hingga pengusaha besar agar berkonsentrasi memanfaatkan digital marketing melalui sosial media untuk meningkatkan pelanggan atau konsumen dan bagaimana memberi semangat kepada pelaku usaha ini. Bagaimana peserta pelatihan menciptakan produk baru dan ide-ide baru untuk kelak menjadi entrepreneur,” papar founder marcommads.id yang akrab disapa Dya Loretta ini.

Dya Loretta menegaskan bahwa para pengusaha harus fokus dengan digital marketing dan sosial media (sosmed) marketing. “Sebelum jadi pengusaha, orang-orang sudah memanfaatkan sosmed. Ada akun ibu-ibu yang isinya curcol dan ngomel-ngomel tapi jadi viral. Atau, posting kekesalannya pada anak. Yang nonton postingan itu banyak. Tapi, itu tidak membangun entrepreneurship. Tak ada cuan yang didapat, meski engagement-nya bagus,” papar Dya Loretta.

Menurut Dya Loretta, tantangannya adalah bagaimana supaya akun sosmed mereka itu dapat menghasilkan uang. “Meski hanya di rumah, tapi secara ekonomi bertambah. Sehingga, yang diperlukan adalah pengetahuan mengenai sosmed marketing. Misalnya, bagaimana supaya storytelling yang dibagikan itu intimate atau memiliki kedekatan, lalu ditambahkan dengan unsur produk, layanan, merek atau usaha yang sedang kita bangun,” jelasnya.

Sehingga, lanjut Dya Loretta, misalnya ketika seseorang menjual gorengan, tidak sekadar menampilkan foto dan harganya. “Bukan itu saja, tapi sampaikan pesan bahwa gorengan ini

menemani saya dan anak saat ngobrol di rumah, gorengan ini untuk menyambut ayah pulang kerja, setelah gorengan dinikmati, barulah saya minta tambahan uang bulanan. Nah, konsep-konsep storytelling seperti itu yang perlu diasah dan dikembangkan.”

Dya Loretta juga menyebutkan, orang Indonesia paling banyak menggunakan sosmed. Bahkan di Asia, Indonesia menempati urutan nomor satu paling banyak menggunakan sosmed. Ada tiga sosmed yang paling banyak digunakan yaitu WhatsApp (WA), Instagram (IG), dan TikTok. Ketiga alat sosmed ini perlu digunakan oleh para pengusaha dari mulai mikro sampai pengusaha besar. “Sosial media harus dikelola untuk kebutuhan entrepreneurship bukan untuk nge-gosip,” ucapnya.

Jadi untuk tahap pertama, kata Dya Loretta, setelah ada materi untuk dijadikan konten, ceritakan soal kedekatannya bersama keluarga. Lalu, posting ke sosmed minimal IG, buat video singkat disertai musik. Kemudian, kirim link-nya ke grup WA. “Begitu alurnya, sesimpel itu. Jangan hanya membagikan berita-berita yang lagi ramai. Kenapa tak coba kirimkan produk-produk yang dibikin atau bagikan inspirasinya. Meski soal jualan gorengan, tapi ada cerita dibalik gorengan itu. Atau, soal hubungan baik antara anggota keluarga, itu bisa meningkatkan perekenomian,” paparnya.

Lalu bagaimana cara meningkatkan interaksi dengan konsumen atau yang sering diistilahkan dengan engagement? Dya Loretta menjawab, kembalikan ke unsur-unsur yang sangat personal atau memiliki kedekatan, namun yang diangkat adalah produknya. “Jangan soalberantem’nya. Jadi, perlu menggeser engagement itu ke arah yang humanis, bukan soal diskon harga, tapi sebuah cerita. Orang-orang senang dengan storytelling. Itu salah satu yang bisa kita lakukan,” jelasnya.

Dya Loretta pun menyontohkan konten-konten yang sangat personal. “Bagaimana mengasuh anak, bagaimana anak tidak susah makan, bagaimana anak bisa lepas dari gadget. Lalu, tambahkan produk-produk yang terkait dengan keluarga. Jadi, konten yang mengandung unsur manfaat, bukan gosip atau ngomel-ngomel. Jadi kontennya mulai pelan-pelan diubah. Lakukan kegiatan siaran langsung atau live sambil memegang produk yang dijual, misalnya,” ucapnya.

Contoh lain, kata Dya Loretta, kalau suka memasak, buat konten dan tawarkan ke lingkungan terdekat agar dapat memesan. “Jadi, kami latih dari awal banget. Kami ajarkan bagaimana membuat dan mengelola sosmed, bagaimana membuat logo, membuat layout hingga kemasan. Kemudian, bagaimana cara menawarkan produknya dengan kirim ke banyak nomor kontak di WA atau melalui landing page. Posting di berbagai e-commerce dan sebarkan link-nya sehingga konsumen pun bisa order lewat e-commerce. Mereka diajarkan soal sosmed hingga ke digital marketing-nya. Para perempuan yang ikut dalam pelatihan ini emosinya diturunin, tapi jualannya dinaikin,” jelasnya.

Ketika penjualan sudah meningkat, kata Dya Loretta, maka perekomian keluarga juga akan naik. “Peserta pelatihan didorong lagi untuk memikirkan bagaimana produknya, bagaimana membuat PT Perseorangan. Kemudian, diajarkan pembukuan untuk UMKM dan sebagainya,” jelasnya.

Sementara itu, pembicara lainnya, Bambang Triharto, menjelaskan, mengenai tantangan e-

commerce business di Indonesia. “Terhitung Januari 2023, total populasi Indonesia mencapai 276 juta penduduk. Pengguna internet sejumlah 212 juta orang. Dan, 167 juta orang di anaranya pengguna aktif sosmed. Sekitar 60 persen dari penduduk Indonesia sudah bersosial media,” paparnya.

Menurut Bambang, Ketika pandemi Covid-19 banyak orang menawarkan produk melalui platform WhatsApp. Melalui aplikasi ini juga, orang bisa mencari produk, memilih produk, melalukan transaksi, pembayaran, memilih jenis pengiriman. Semua difasilitas oleh WA. “Untuk memasarkan produk banyak platform e-commerce yang dapat digunakan. Kesempatan sekarang ini sangat terbuka lebar. Tak terlalu sulit untuk memulai proses penjualan online,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Andi Makkulau memaparkan mengenai aktivitasnya dalam menjembatani bisnis-bisnis potensial dengan berbagai klien di Jepang. “Bagaimana kami membuat suatu budaya komunikasi korporat, sebagi jembatan antara Indonesia dan Jepang. Sebagai konsultan, kami support membantu kebutuhan orang Indonesia dan Jepang, misalnya mengenai informasi pendidikan, bisnis dan sebagainya. Bersinergi membangun budaya corporate communication,” jelasnya.

Sebagai informasi, pameran ini diselenggarakan oleh COEX, pusat konvensi dan pameran terbesar di Seoul, Korea, bersama dengan KITA (Korea International Trade Association) swerta PT Aremgo Grafindo. Pameran yang diselenggarakan rutin setiap tahun ini menghadirkan berbagai kategori produk, di antaranya Mom & Kids, Beauty & Fashion, Food & Beverage, serta Home & Arts, dan lainnya. Pengunjung dapat menjelajahi berbagai produk premium seperti makanan bayi, perawatan kulit, kosmetik, perabotan, kerajinan tangan, dan lainnya. Pameran ini ditujukan untuk menarik beragam audiens, termasuk ritel format besar, distributor, platform e-commerce, pembeli institusional, serta perempuan dan anak-anak.

JIPremium 2023 memberikan peluang yang besar bagi para exhibitor Indonesia untuk memasuki pasar internasional. Pada tahun sebelumnya, pameran ini dihadiri oleh partisipan yang terus meningkat dari exhibitor dan pengunjung. Pada tahun 2018, 2019, dan 2022, exhibitor dari berbagai negara banyak hadir dan memamerkan beragam produk premium, serta memfasilitasi berbagai peluang bisnis.

Salah satu sorotan menarik dari JIPremium 2023 adalah peringatan 50 tahun hubungan bilateral diplomatik antara Korea dan Indonesia. Tonggak sejarah ini menandakan kolaborasi yang semakin dalam antara kedua negara dan komitmen mereka untuk memperkuat hubungan ekonomi.***