Gaya Hidup

Simak, Pacu Jalur ‘Aura Farming’ Mendunia

×

Simak, Pacu Jalur ‘Aura Farming’ Mendunia

Sebarkan artikel ini

Bentuk Promosi Budaya atau Pergeseran Budaya Global Akibat Platformisasi?

Mashitha Trisha Hellena. (Dok/Pribadi).

O      P      I      N      I 

————————-

Oleh: Mashitha Trisha Hellena

Dikha seorang anak kecil berusia 11 tahun sontak menjadi sorotan dunia atas kepiawaiannya dalam penampilan diatas perahu dengan pacu jalur. Viralnya pacu jalur ini seolah menjadi pengingat kembali kepada kita sebagai masyarakat Indonesia bahwa budaya Indonesia bisa dikenal secara luas dan juga mendunia.

Aksi Dikha pun menjadi bukti bahwa siapa pun berhak dan memiliki tanggung jawab untuk ikut serta dalam aksi melestarikan budaya Indonesia, khususnya asalnya yaitu Riau. Viralnya konten pacu jalur atau yang dikenalnya “Aura Farming” ini meluas dam dilihat oleh berbagai pengguna platform TikTok dan bahkan di remake oleh Marc Marquez, seorang pembalap motor dunia asal Spanyol saat melakukan selebrasi.

Pacu jalur sendiri jika diintegrasikan dengan teori komunikasi yaitu teori kajian budaya bahwa adanya asumsi yang relevan yakni kebudayaan terbentuk dan membentuk seluruh aspek manusia dan individu merupakan bagian dari struktur hierarkis kekuasaan.

Dikha dan rekan-rekannya pun turut diundang untuk dapat tampil pada Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80 pada 17 Agustus 2025 lalu di Istana Merdeka. Keviralan pacu jalur “aura farming” ini tidak hanya memberikan dampak bagi masyarakat dan pemerintah setempat, namun juga bagi perekonomian, wisata dan branding kota Riau yang kaya akan budaya dan keindahan alamnya.

Bahkan pemerintah setempat juga turut andil dengan euphoria mendunianya pacu jalur ini dan dibuktikan dengan Gubernur Riau pun turut serta memberikan penghargaan dan juga menetapkan seorang Rapper asal Amerika yaitu Melly Mike sebagai Duta Pacu Jalur Dunia.

Hal ini didasari oleh lagu miliknya yang berjudul “Young Black & Rich” viral bersamaan dengan konten video pacu jalur di TikTok. Penghargaan dan penobatan tersebut diberikan pada kegiatan Pacu Jalur Festival yang diselenggarakan bulan Agustus 2025 lalu di Kuantan, Singingi, Riau.

Meskipun demikian viralnya ini tanpa di-setting sebelumnya, namun perlu dilihat dan dikaji kembali bahwa adanya pergeseran budaya global akibat platformisasi khususnya pada TikTok ini. Jika dibiarkan saja kedepannya tanpa adanya pemantauan dan juga regulasi dari pihak pemerintah dan masyarakat setempat, dikhawatirkan menggeser nilai budaya dan makna dari pacu jalur itu sendiri yang sebetulnya sudah sangat melekat akan adat dan budayanya.

Perlunya turut andil dari Dinas Pariwisata Pemerintah Riau dan juga Kementerian Pariwisata serta Kementerian Kebudayaan memantau akan dampak dari viralnya pacu jalur yang sudah mendunia ini. Harapannya pun agar tidak dilakukan claim oleh negara lain bahkan negara tetangga kita dengan cara terus memberikan informasi secara meluas kepada masyarakat bahwa budaya pacu jalur ini milik Indonesia.

Kegiatan-kegiatan pun bisa dilakukan dalam rangka upaya untuk melestarikan budaya Indonesia dengan turut mengadakan Festival Pacu Jalur secara rutin agar masyarakat serta wisatawan tetap mengenal dan mengingat akan kekayaan budaya Indonesia.

* Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jakarta.