SinarHarapan.id – Asap hitam membumbung ke udara di kawasan East Jakarta Industrial Park (EJIP) Bekasi Jawa Barat. Kejadian tersebut begitu mendadak dan membuat puluhan orang tampak panik menjauhi lokasi kejadian.
Diduga telah terjadi kebakaran besar yang bersumber dari aktifitas pengemasan Limbah berbahaya dan beracun (B3).
Dari pantauan di lapangan diperoleh informasi sebuah drum berisi limbah berbahaya dan mudah terbakar terjatuh saat digeser. Isi drum yang berisi B3 tumpah ke lantai, menyebar dengan cepat.
Dalam waktu sekejap cairan limbah yang tumpah bertemu dengan percikan api dan langsung membesar. Api dalam waktu singkat membakar seluruh area Gudang penyimpanan tersebut.
Salah satu karyawan, , segera mengambil alat pemadam kebakaran yang berada tidak jauh dari lokasi namun tak berhasil memadamkan kobaran si jago merah.
Menghadapi kondisi tersebut, perwakilan perusahaan menghubungi tim Emergency Response EJIP. Perusahaan menyampaikan informasi kritis mengenai tumpahan tersebut dan situasi yang terjadi.
Dengan Sigap Emergency Response PT EJIP mengirimkan bantuan kendaraan pemadam kebakaran, dan menghubungi perusahaan pengolah limbah B3 PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI). Dalam waktu singkat tim Emergency Response PPLI, Emergency response PT EJIP dan armada pemadam kebakaran menuju Lokasi.
Peristiwa menegangkan ini ternyata hanya bagian dari simulasi kedaruratan yang digelar oleh Secretariat of Basel Rotterdam dan Stockholm Conventions (BRS Secretariat) bersama Joint Environment Unit (JEU) of the United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) didukung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI serta Basel and Stockholm Convention Regional Centre for Southeast Asia (BSCRC-SEA) dengan tema “The Sub-regional Workshop on Hazardous Wastes and Chemicals Emergencies” di Kawasan EJIP Bekasi Jawa Barat (16/10).
“Simulasi ini dilaksanakan untuk melihat kesiapsiagaan manajemen dan tim emergency respon dalam menangani kedaruratan saat ada paparan limbah B3,” ujar Manager K3 PPLI, Agus Kartiwan disela-sela simulasi kedaruratan.
Pengolahan Limbah B3
Kegiatan Workshop sendiri berlangsung dari tanggal 14-17 Oktober di dua tempat berbeda di kawasan EJIP. “Hadir dalam pembukaan kegiatan, PJ Bupati Bekasi dan sejumlah pejabat di lingkungan kabupaten Bekasi,” ujar Agus.
Workshop dibuka oleh Direktur Pengolahan Limbah B3 KLHK RI Achmad Gunawan Widjaksono(14/10) dan menghadirkan sejumlah narasumber diantaranya Francesca Cenni dari Basel, Rotterdam and Stockholm (BRS) Secretariat Dan Diego Reyes dari UNEP/OCHA JEU.
PPLI sendiri dilibatkan untuk mengedukasi lebih dari 50 perwakilan industri yang menjadi peserta workshop terkait pengelolaan limbah B3 dan menggelar simulasi kedaruratan penanganan bencana akibat paparan limbah B3 industri.
“Kegiatan ini diikuti peserta dari 18 negara dan puluhan perusahaan nasional,” ungkap Anton Purnomo, direktur Basel and Stockholm Convention Regional Centre for Southeast Asia (BSCRC-SEA) Kementerian LHK RI.
Apresiasi atas gladi itu juga disampaikan Presiden direktur EJIP, Kenichiro Yoshida. “Momen ini kami ingin tunjukkan kesigapan tim emergency respon yang dimiliki EJIP dalam menghadapi potensi bencana dan kecelakaan kerja yang terjadi di kawasan industri,” tandas Yoshida.
Berdasarkan data dari DLH Kabupaten Bekasi, ada lebih dari 6000 industri di Kabupaten Bekasi. “Terbesar se Asia Tenggara. Diyakini belum semua industri teredukasi soal kesiagaan atas potensi bencana paparan limbah B3 ini,” ujar Sekretaris DLH Kabupaten Bekasi, Sukmawati.
Melalui acara Workshop tersebut, lanjut Sukmawati DLH kabupaten Bekasi bersyukur membuka mata semua industri disini tentang pentingnya keberadaan tim emergency respon di setiap perusahaan guna antisipasi bencana dampak teknologi ini.