SinarHarapan.id, Jakarta-Kasus galon oplosan marak terjadi. Hal ini membuat warganet angkat bicara.
Mereka menuntut agar produsen merek ternama yang galonnya dioplos, memperbaiki rantai pasok bisnisnya.
Diantaranya memperbaiki keamanan kemasan produk. Mereka mengingatkan jaminan perlindungan konsumen seperti yang diamanatkan dalam UU Perlindungan.
Tuntutan lain warganet juga meminta produksen memasang penanda distributor atau agen dengan lisensi resmi, agar mereka bisa secepatnya menghentikan praktik galon oplosan yang terus berulang setiap tahun di Indonesia.
Kasus galon oplosan ini juga mendadak viral bukan hanya di plaform twitter, namun juga instagram, facebook dan tiktok. Banyak netizen berkomentar negatif, dari yang marah karena merasa tertipu, hingga merasa kebingungan karena sulitnya membedakan galon yang isinya asli dan mana yang isinya dioplos dengan air tidak higienis.
Menunjuk salah satu pemberitaan, Filicia, pemilik akun @Liliand2011 berkomentar, “Nah lho! Bagaimana cara kita membedakan yang asli sama Galon Oplosan Kalau tutupnya diganti begitu? Ini sih harus super teliti!.” Keluhan serupa banyak diungkapkan netizen lain yang menyuarakan keresahan dan kebingungannya karena sulit membedakan produk oplosan dan produk asli.
Di plaform lain, mereka juga berkicau di instagram. “Biar masyarakat tidak khawatir, ayo dong atasi kasus galon oplosan ini,” tulis akun Instagram berinisial @faisanab. Bahkan ada akun yang memberikan informasi maraknya kasus galon berisi air oplosan di daerahnya. “Sudah lama kasus air galon palsu yang bermerek terkenal… di kota Batu, Jawa Timur, juga banyak yang palsu, makanya di Jawa Timur konsumen beralih ke air minum galon merek lain,” tulis akun @5757riko via Instagram.
“Galon oplosan ada? Apa aku termasuk konsumen juga? Gimana sih membedakannya?” tanya pemilik akun Tiktok @adel. “Merek ternama kok ga menjamin keasliannya? Ternyata segelnya mudah dibobol, malah alat untuk membobol pun sederhana,” kata konsumen lain via akun YouTube @akhmadfaniarkhafidifani. Komentar ini merujuk pada video yang dirilis polisi, di mana terlihat bagaimana para pelaku pengoplosan menukar tutup galon lama dengan tutup galon asli milik merek ternama. Suatu hal yang tentu saja mengejutkan, karena harus ada penjelasan bagaimana tutup galon asli merek ternama bisa diperoleh dan diperjualbelikan dengan mudah di pasar.
Untuk menghentikan berlanjutnya praktik galon oplosan merek ternama ini, Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) bahkan tegas meminta agar produsen AMDK galon isi ulang menetapkan agen resmi, tujuannya supaya masyarakat terlindungi dan terhindar dari membeli AMDK galon isi ulang oplosan.“Agen resmi memang sudah sepatutnya ada, sehingga mutu dan kualitas barang terjamin. Hal ini sesuai Pasal 4 huruf (c) Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang menyatakan hak konsumen adalah hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan atau jasa,” kata anggota BPKN Slamet Riyadi dalam keterangan tertulis, Senin (1/8).
Selain mendesak agar segera dilakukan penetapan agen resmi, BPKN juga mendorong produsen AMDK galon isi ulang yang mereknya paling banyak dioplos, supaya secepatnya membenahi tata kelola bisnisnya. Slamet mengatakan, pembenahan terutama harus dilakukan pada sisi hilir agar praktik pemalsuan tidak terus berulang.“Titik lemah ada di hilir, karena seringkali penjual atau warung tergiur tawaran galon isi ulang yang harganya lebih murah daripada harga yang normal,” kata Slamet.
BPKN juga menyarankan agar produsen menerapkan pelabelan kemasan galon isi ulang, sebagai cara jitu menangkal praktik galon oplosan, misalnya dengan label sekaligus segel sekali buka.
Sejauh ini, Kepolisian Resor Cilegon dikabarkan akan bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengecek air dalam kemasan galon isi ulang merek yang paling sering dipalsukan. Polisi hingga saat ini masih memburu satu orang pelaku yang diduga menyuplai tutup galon isi ulang merek ternama. Kuat dugaan, pelaku ini memiliki akses ke perusahaan produsen tutup botol merek ternama yang dipasang pada galon oplosan tersebut.
Di sisi lain, meningkatnya kecemasan konsumen AMDK harus segera dijawab. Sebab, tidak mudah bagi konsumen membedakan mana air minum dalam galon yang asli dan mana galon oplosan. Kebingungan konsumen juga tidak dijawab dengan panduan yang mudah, malah cenderung ruwet. Dalam salah satu panduan yang dirilis di website resmi merek ternama yang dioplos, konsumen dianjurkan untuk: “Melihat kode produksi dengan seksama. Menemukan kode BB (Best Before) berupa print tinta hitam terdiri dari tanggal, bulan dan tahun pembuatan. Cek cetakan kedaluarsa air dalam keadaan terbaca sempurna dan jelas. Melihat keberadaan tanggal produksi di badan dan tutup galon.”
Tentu berat bagi konsumen dibebani tugas mengecek panduan dengan kode-kode angka dan tulisan yang mereka tidak terbiasa, tiap kali mereka akan mengeluarkan uang untuk membeli galon air mineral ternama tersebut. Kesannya, mau minum air mineral bukannya jadi mudah, malah bikin ruwet. (Van)