Peristiwa Kanjuruhan yang memilukan di pentas sepakbola nasional, tepat sebulan lalu. (Ist)

SinarHarapan.id – Peristiwa Kanjuruhan benar-benar melukai hati seluruh pencinta sepakbola di tanah air. Karena itu, Football Institute sebagai Lembaga independent yang didirikan pada 2019 lantas melakukan survey soal Persepsi Fans sepakbola nasional terhadap Kondisi terkini sepakbola di tanah air.

Survey dilakukan mulai 15-21 Oktober 2022 dengan tujuan mengetahui persepsi fans sepakbola nasional terhadap kebijakan PSSI terkait kompetisi sepakbola nasional, mengetahui persepsi fans sepakbola nasional terhadap kebijakan LIB dalam penyelenggaraan kompetisi, mengetahui persepsi fans sepakbola terhadap tragedy Kanjuruhan, dan mengetahu persepsi fans sepakbola nasional terhadap dukungan apparat kepolisian dalam penyelenggaraan event sepakbola nasional.

Saat temu media di Kawasan Gunawarman, Jakarta Selatan, Senin (31/10/2022) sore, yang digelar Football Institute dan PERPI (Perhimpunan Riset Pemasaran Indonesia), hadir Budi Setiawan sebagai Founder Football Institute dan Resha Yogaswara sebagai Ketua Umum PERPI. Mereka membahas secara detail soal ‘’Hasil Durvei Persepsi Fans Sepakbola Nasional  dan Kondisi Terkini Sepakbola Nasional’ dengan media.

Budi Setiawan dan Resha Yogaswara sama-sama menjabarkan soal hasil survey dari 6 kota besar di Indonesia yaitu: Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Surabaya dan Malang. Dari persepsi fans terhadap kinerja PSSI, penilaian supporter di bawah kepemimpinan Mochamad Iriawan alias Iwan Bule ada di hasil tertinggi 32,1% dengan penilaian Biasa-Biasa Saja.

Tertinggi kedua dengan penilaian Tidak Memuaskan mendapat penilaian supporter sebanyak 27,6%. Sementara responden yang menilai Sangat memuaskan ada di peringkat terbawah dengan 1,2% responden.

Soal Peristiwa Kanjuruhan, penilaian supporter atas Langkah PSSI dalam menanganinya adalah 47% tertinggi berpendapat Lamban. Di posisi kedua ada Sangat Lamban dengan 24,7% pemilih. Yang berpendapat responsif ada di posisi terbawah dengan 3,0%.

Sama halnya dengan penilaian terhadap tanggung jawab PSSI dalam penangangan peristiwa Kanjuruhan. Responden tertinggi ada di angka 38,1% dengan memilih Lempar tanggung jawab dan menyalahkan pihak lain. 19,1% memilih Lamban dalam penanganan dan 12,6% memilih Kurang Profesional dalam bicara kepada public. Semua penilaian pada survey menyangkut hal ini lebih banyak negatif alias kurang puas.

Budi mengutarakan, Kisruh Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI dan desakan Iwan Bule mundur dari jabatannya terus bergulir bak bola salju. Banyak desakan dari berbagai pihak untuk merevolusi PSSI setelah Tragedi Kanjuruhan yang menelan 135 korban jiwa, menjadi salah satu  alasan adanya kepemimpinan baru ditubuh PSSI mendatang.

Budi Setiawan juga memberikan pandangannya terkait nama-nama yang dinilai cocok untuk menjadi Ketua Umum (Ketum) PSSI yang baru.

Temu media di Kawasan Gunawarman, Jakarta Selatan, Senin (31/10/2022) sore, yang digelar Football Institute dan PERPI (Perhimpunan Riset Pemasaran Indonesia), hadir Budi Setiawan sebagai Founder Football Institute dan Resha Yogaswara sebagai Ketua Umum PERPI. (SH.ID/nonnie rering)

Diakuinya memang ada beberapa nama yang beredar seperti sosok Erick Thohir, menurut saya orang yang pantas untuk maju sebagai ketua PSSI. “Selain itu ada nama Hary Tanoesoedibjo yang sudah menjadi ketua Asosiasi Futsal selama kurun waktu lebih dari 7 tahun, lalu ada pak Ahsanul Khosasih sebagai Presiden Klub Madura United,” jelasnya.

“Tiga orang itu punya profil yang bagus. Namun jika ada nama-nama lain dan lebih berkompeten, silakan saja,” tambah Budi.

Tentang Erick Thohir, Budi menilai tokoh ini tak asing didunia olahraga baik di tanah air  maupun manca negara. Dia punya track record yang sudah mumpuni.

Selain pernah menjadi Ketua Umum PB Perbasi, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), terakhir  Erick juga Ketua Panitia Penyelenggara Asia Games 2018 (INASGOC).

Erick Thohir juga pernah mengelola klub-klub sepakbola termasuk Inter Milan di Italia, klub klub  D.C. United di Liga AS dan juga pernah sebagai pemilik klub bola basket NBA Philadelphia 76ers.

“Reputasi sepakbolanya sudah teruji, dulu pernah kelola Inter Milan, DC United di AS,  kini Oxford United bersama Anindya Bakrie. Artinya, kalau beliau jadi minimal calon ketum maka syarat punya jaringan nasional dan internasional sudah terpenuhi ditambah dengan pengalamannya, di jaranan olahraga manca negara” papar Budi.

Karenanya Budi berharap, dalam KLB PSSI mendatang  bisa lebih transparan dalam visi misi serta pemilihan ketua umum. Sebab selama ini, hanya melalui votter dalam hal ini adalah Komite Eksekutif (Exco) PSSI.

Sementara itu terkait  hasil survei Founder Football Institute, Budi Setiawan mengatakan, survei tersebut diambil dengan tema ‘Persepsi Fans Sepak Bola Nasional Terhadap Kondisi Sepak Bola Nasional’. Salah satu poin survei membahas penilaian suporter terhadap tanggung jawab PSSI dalam penanganan tragedi Kanjuruhan.

“(Sebanyak) 35 persen (suporter menilai PSSI) tidak bertanggung jawab. (Sementara) 28 persen (suporter menilai PSSI) bertanggung jawab,” kata Budi

Budi melanjutkan kalau masih ada penilaian lainnya kepada PSSI terkait hal itu. Penilaian itu dengan masih tingginya angka tidak puas dan lebih ke mendiskreditkan Iwan Bule dan kepemimpinannya.

Budi mengatakan, hasil survei tersebut sudah diberikan kepada Presiden RI Joko Widodo. Dengan begitu, Kepala Negara mengetahui suara para suporter di Indonesia.

“Kami serahkan kepada presiden semua hasil survey ini. Harapan kami, tentu saja agar Presiden bisa membaca hasil survei, terkait sikap suporter pada peristiwa Kanjuruhan,” pungkas Budi.  (non)