SinarHarapan.id – Setiap Senin pagi, suasana di Jalan M. Saidi 1, Petukangan Selatan, tampak lebih hidup. Puluhan warga membawa kardus, botol plastik, hingga minyak jelantah, lalu antre di sebuah rumah sederhana yang kini dikenal sebagai Bank Sampah Dahlia. Di balik kesibukan itu, ada sosok Susi Nursusilawati, seorang perempuan tangguh yang menjadi ketua sekaligus penggerak utama bank sampah di RW 01 saat di jumpai pada Senin (22/9/2025).
Dengan senyum ramah, Susi menyambut para warga yang datang. Ia mencatat hasil timbangan sampah ke buku tabungan, memastikan semuanya tercatat rapi sebelum diserahkan ke pengepul. Sekarang ada 300 nasabah aktif, tiap minggu sekitar 70 sampai 80 orang datang menimbang. Kami terbuka untuk siapa saja, jadi bukan cuma warga RW 01, bahkan antar RW atau dari kantor pun boleh menyetor sampah.
Bank Sampah Dahlia telah menjadi pusat edukasi lingkungan sekaligus ruang kebersamaan bagi warga. Melalui program ini, masyarakat belajar bahwa sampah rumah tangga, bila dipilah dengan benar, bisa memiliki nilai ekonomi.
Inisiatif ini sejalan dengan semangat PT Pegadaian dalam gerakan #mengEMASkanIndonesia. Pegadaian mendukung penuh program Bank Sampah, termasuk di Dahlia RW 01, dengan menghadirkan sistem yang memungkinkan sampah ditukar menjadi tabungan emas maupun rupiah. Program ini membuktikan bahwa menjaga kebersihan lingkungan dapat berjalan beriringan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Bagi Susi, harapan terbesarnya adalah semakin banyak warga yang ikut aktif menjadi nasabah. Kisah Susi adalah bukti nyata bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil. Dengan dukungan Pegadaian, Bank Sampah Dahlia bukan hanya menjadi solusi pengelolaan sampah, tetapi juga simbol harapan: bahwa sampah bisa berubah menjadi sesuatu yang bernilai, bahkan menjadi emas bagi masa depan. Foto dan Teks: Ruht Semiono
