SinarHarapan.id-Pemerintah Indonesia terus menjaga komunikasi intensif dengan Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan memperkuat koordinasi regional melalui ASEAN guna merespons kebijakan tarif impor baru dari AS.
Dalam pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, bahwa Indonesia akan mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Washington DC untuk melakukan negosiasi langsung.(03/04)
Delegasi ini akan membawa berbagai solusi atas isu yang diangkat AS, khususnya yang tercantum dalam laporan National Trade Estimate (NTE) 2025 dari US Trade Representative.
Selain itu, Indonesia juga telah menjalin komunikasi dengan Malaysia sebagai Ketua ASEAN 2025 untuk merumuskan langkah kolektif menghadapi kebijakan tarif ini.
Seluruh negara anggota ASEAN terdampak, dengan tarif yang bervariasi—mulai dari 24% untuk Malaysia, hingga 49% untuk Kamboja.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan pemberlakuan tarif impor terhadap hampir seluruh negara mitra dagangnya.
Indonesia terkena tarif resiprokal sebesar 32%, hasil kombinasi dari tarif dasar 10% dan penyesuaian atas tudingan bahwa Indonesia memungut tarif hingga 64% atas produk AS.
Kebijakan tarif dasar mulai berlaku 5 April, sedangkan tarif resiprokal efektif berlaku mulai 9 April 2025.(Infopublik/IS)
