Internasional

TNI Latih Kesehatan Mental Pasukan Perdamaian di Lebanon

×

TNI Latih Kesehatan Mental Pasukan Perdamaian di Lebanon

Sebarkan artikel ini

Perwira TNI dari Satgas Hospital Level II UNIFIL mengadakan Training of Trainer (TOT) bagi 13 perwira dan bintara tinggi Tanzanian Force Military Police Unit (FMPU).

Perwira TNI dari Satgas Hospital Level II UNIFIL mengadakan Training of Trainer (TOT) bagi 13 perwira dan bintara tinggi Tanzanian Force Military Police Unit (FMPU).

SinarHarapan.id – Perwira TNI dari Satgas Hospital Level II UNIFIL mengadakan Training of Trainer (TOT) bagi 13 perwira dan bintara tinggi Tanzanian Force Military Police Unit (FMPU).

Pelatihan berlangsung di Lounge Room Tanzanian Camp Green Hill, Markas UNIFIL Naqoura, Lebanon, pada Kamis (20/2).

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman tentang kesehatan mental di kalangan pasukan pemeliharaan perdamaian Tanzania.

Letkol Laut (KH) M. C. Bayu Murti, M.Psi., Psikolog., dari Clinical Psychologist Medical Section UNIFIL, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari program sebelumnya.

Ia menegaskan pentingnya meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental guna mendukung kinerja pasukan dalam menjalankan misi mereka.

Baca Juga: TNI AL Gelar 5th Multilateral Naval Exercise Komodo 2025 di Bali

Strategi Kesehatan Mental PBB

Materi pelatihan mengacu pada UN Mental Health Strategy dengan menyoroti tiga aspek utama: pencegahan, perlindungan, dan promosi kesehatan mental.

Selain itu, ada dukungan psikososial juga agar kohesivitas kelompok tetap terjaga selama bertugas di daerah misi.

“Fokus terhadap kesehatan mental semakin mendapat perhatian PBB,” ujar Bayu Murti. Ia mengutip Resolusi Dewan Keamanan PBB 2668 (2022) yang menegaskan pentingnya layanan kesehatan mental bagi penjaga perdamaian.

Resolusi ini mencakup tiga fase utama: sebelum, selama, dan setelah penugasan.

Deteksi Dini dan Dukungan Berkelanjutan

Resolusi tersebut juga mengamanatkan pentingnya deteksi dini terhadap tanda serta gejala stres.

Selain itu, penyediaan dukungan psikososial harus terus dilakukan, baik saat personel bertugas di daerah misi maupun setelah kembali ke negara asal mereka.

Meningkatkan Lingkungan Kerja yang Sehat

Harapannya, pelatihan akan  membekali peserta dengan keterampilan untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat.

Dengan demikian, kesejahteraan mental personel tetap terjaga, serta keberhasilan misi perdamaian PBB dapat terjamin.

“Peserta pelatihan dapat menjadi penggerak utama dalam membangun lingkungan kerja yang lebih mendukung kesejahteraan mental,” tutup Bayu Murti.