Internasional

Tokoh Penting Afrika Selatan Hadiri HUT ke-80 RI di Pretoria

×

Tokoh Penting Afrika Selatan Hadiri HUT ke-80 RI di Pretoria

Sebarkan artikel ini

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Pretoria menyelenggarakan Upacara Peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke-80 dalam suasana penuh suka cita, Minggu (17/8).

SinarHarapan.id – Matahari musim dingin Afrika Selatan baru saja naik ketika halaman Wisma Duta RI di Pretoria mulai dipenuhi warna. Ratusan warga Indonesia, sebagian mengenakan busana adat, bercampur dengan tamu istimewa dari kalangan masyarakat Afrika Selatan.

Hari itu, 17 Agustus 2025, peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia berlangsung lebih dari sekadar upacara kenegaraan: ia menjadi panggung persahabatan lintas budaya dan sejarah.

Di antara deretan kursi tamu, tampak Raja Western Tembuland, H.M. Tambekile Matanzima, bersama Permaisuri H.R.H. Ave AmaDlomo Matanzima. Senyum mereka menyiratkan penghormatan atas undangan yang diterima.

Dalam tradisi Afrika Selatan, kerajaan seperti Tembuland masih memiliki peran penting dan diakui pemerintah. Kehadiran mereka di Wisma Duta menjadi simbol kuat bahwa diplomasi tidak hanya dijalankan lewat meja perundingan, melainkan juga lewat perayaan kemerdekaan.

Tak jauh dari mereka, seorang perempuan berusia lanjut namun penuh wibawa menyapa hangat para peserta. Ia adalah Sophia de Bruyne, salah satu tokoh utama gerakan perempuan 1956 yang melawan rezim Apartheid.

Bersama tiga rekannya, Helen Joseph, Lilian Ngoyi, dan Amina Chacalia, De Bruyne dikenang sebagai pionir keberanian yang mengguncang Afrika Selatan di masa kelam.

Kehadirannya di tengah perayaan kemerdekaan Indonesia seakan menjadi jembatan antara perjuangan dua bangsa yang sama-sama menolak penindasan.

Duta Besar RI, Saud Purwanto Krisnawan, menyambut hangat para tokoh tersebut. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa semangat kemerdekaan yang diperjuangkan para pahlawan Indonesia adalah warisan yang harus terus dijaga.

“Upacara ini bukan hanya peringatan tahunan,” ujarnya, “tetapi pengingat bahwa kemerdekaan harus dipertahankan dengan tanggung jawab kita masing-masing.”

Saat sirene detik-detik proklamasi berkumandang, semua hadirin berdiri tegak. Sang Merah Putih pun berkibar gagah, diiringi khidmat para peserta, termasuk tamu-tamu kehormatan Afrika Selatan yang ikut larut dalam suasana.

Sesudahnya, suasana berubah hangat dan riuh. Lomba bakiak, tiup gelas, hingga karaoke lagu nasional menghadirkan tawa bersama. Momen itulah yang meneguhkan makna Bhinneka Tunggal Ika: keragaman budaya yang justru memperkuat persatuan.

Di Pretoria, HUT ke-80 RI tidak hanya menjadi perayaan diaspora, melainkan juga ruang perjumpaan lintas bangsa. Hadirnya tokoh penting Afrika Selatan memberi warna bahwa semangat kemerdekaan Indonesia selaras dengan semangat perjuangan universal: kebebasan, persahabatan, dan martabat manusia.