SinarHarapan.id – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, bertemu dengan Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirat Arab (UAE), Suhail Al-Mazroui.
Pertemuan berlangsung di Hotel Raffles, Jakarta, pada Jumat (31/1), membahas berbagai kerja sama strategis. Pembahasan meliputi sektor energi hijau, infrastruktur, pertahanan, serta investasi UAE di Indonesia.
“Hari ini saya bertemu dengan sahabat lama, Suhail Al-Mazroui, untuk membahas kerja sama strategis antara Indonesia dan Uni Emirat Arab,” ujar Luhut.
Salah satu topik utama adalah donasi senilai 50 juta dolar dari UAE untuk reforestasi hutan di Indonesia. Dana ini akan direalisasikan dalam kunjungan Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan ke Indonesia.
Baca Juga: Dubes Uni Emirat Arab: Kecerdasan Buatan dan Teknologi UEA Terdepan di Negara Arab
Selain penghijauan, pembahasan mencakup pengelolaan pelabuhan dan bandara di Jakarta serta Bali agar lebih transparan dan efisien. UAE juga menyatakan minat berinvestasi di sektor perhotelan BUMN melalui skema joint venture.
Energi Hijau dan Pertahanan
Dalam sektor energi hijau, UAE berkomitmen berinvestasi dalam geothermal, hydropower, tenaga angin, dan panel surya. Investasi ini bertujuan mempercepat pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia. Kerja sama bidang perumahan juga menjadi perhatian, dengan UAE siap membantu konstruksi dan pembiayaan 3 juta rumah.
“Pembangunan 3 juta rumah juga menjadi fokus, dengan UAE menyanggupi bantuan konstruksi dan pembiayaan,” ujar Luhut. Selain itu, pengembangan pelabuhan seperti Tanjung Priok dan Makassar ke standar internasional. Hal ini sejalan dengan kerja sama sektor kelistrikan yang berpotensi mencapai 62 GW.
Dalam bidang pertahanan, UAE tertarik bermitra dalam produksi senjata ringan dan senapan serbu. Rencana pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo, yang diinisiasi oleh MBZ, menunjukkan perhatian UAE terhadap stabilitas hubungan bilateral.
Selain itu, proyek strategis lain juga dibahas, termasuk pembangunan RS Kardiologi Emirates–Indonesia di Surakarta yang hampir rampung. Pengembangan Bandara Bali Utara masih dalam tahap studi, sementara pengolahan alumina dengan kebijakan hilirisasi juga menjadi perhatian.
Investasi UAE juga mencakup pembangunan Pusat Data Nasional, pengembangan Financial Center di IKN, serta pendirian International Mangrove Research Center di Bali.
“Semua inisiatif ini mencerminkan komitmen kuat untuk membangun masa depan lebih maju dan berkelanjutan,” kata Luhut. Ia optimis kerja sama antara Indonesia dan UAE akan terus berkembang dan bermanfaat bagi kedua negara.