SinarHarapan. Id- ransiscus Eko (FE) yang saat ini lebih dikenal sebagai jurnalis, produser dan juga manager artis dari Sigit Wardana, Rocker Kasarunk, Genta Garby, Yure Andini, Gracia Says dan lain – lain tepat pada 21 April 2025 merilis single bertajuk “Evolusi”.
Lagu berirama rock / metal ini mungkin lebih tepat sebagai salah satu karya lama yang telah ia rawat cukup lama. Lagu ini telah ditulis oleh musisi asal Jakarta yang pernah kenyang menjadi roadman beberapa band seperti, Betrayer, Bandroll, Silverquint, Alakazam dan banyak lagi sejak kurang lebih 25 tahun lalu, karena lagu aslinya sudah ada sejak tahun 2000. Lagu “Evolusi” ini adalah lagu yang terbuang dari materi lagu untuk album bandnya terdahulu, Drama.
“Baru dirilis tahun ini karena tadinya lagu ini ditulis di tahun 2000 cuma buat koleksi aja, memang nggak ada niat buat dirilis karena nggak sesuai sama konsep musik band gw (Drama) saat itu. Lagu ini gw tulis bareng sahabat gw, namanya Petrus, gw nyebutnya Petrus Arema karena dia berasal dari kota Malang. Dia jago soal elektronik, Petrus tinggal di studio gw bantu-bantu band gw (Drama) saat itu. Dia itu pemain bass dan gitar, genre nya metal seperti death metal, grindcore dan sejenisnya. Dia juga pernah jadi bassis di grup rock legend kota Malang yaitu Balance, pasca band Finalis Festival Rock besutan Log Zhelebour tersebut merilis single di album Kompilasi 10 Finalis Festival Rock Se-Indonesia ke 6 di tahun 1991”, terang Eko, panggilan akrabnya.
Single bertempo cepat dibalut alunan vokal yang cenderung scream dan growl ini bercerita tentang kerakusan manusia yang semakin parah. Menurut Eko, kalau membaca teori evolusinya Charles Darwin, yaitu perubahan kera menjadi sosok manusia, manusia semestinya tumbuh dan berkembang lebih baik. Namun yang dirasanya saat ini malah rata-rata mundur.
“Gw berpikir seharusnya sesuai dengan teori Darwin bahwa evolusi manusia itu awalnya dari Kera berubah jadi manusia, dari buruk menjadi baik, tapi yang terjadi malah sebaliknya, yang gw rasa kok malah manusia berbalik menjadi kera? Manusia semakin hari malah semakin rakus, semakin jahat dan semakin jauh dari nilai nilai kemanusiaan, yang berkuasa makin ingin mempertahankan kekuasaannya dan tidak ragu menginjak yang lemah. Jadi lagu ini bercerita tentang Evolusi manusia yang terbalik. Nggak sesuai teori Darwin,” terangnya.
Single “Evolusi” dirilis di bawah label Cadaazz Pustaka Musik, single ini dirilis sekarang karena di rasa temanya masih relate dengan situasi dunia saat ini. Lagu ini juga ia persembahkan kepada sahabatnya Petrus yang sudah meninggal dunia, saat pembuatan lagu ini Petrus masih terlibat secara teknis sebagai pencipta riff gitarnya.
“Ada waktu senggang saat itu, gw sama dia sepakat nulis lagu “Evolusi” di home studio gw, awalnya dia bikin riff gitarnya lalu gw rangkai notasi bait, reff serta liriknya dan jadilah lagu Evolusi seperti itu,” papar Eko.
Musisi yang terlibat dalam proses kreatif Evolusi selain Fransiscus Eko (vokal, gitar) dan Petrus (gitar, bass), juga dibantu oleh pemain Christian Wibisono (dram) yang saat itu masih tergabung dalam band Drama, sedangkan sejak tahun 2010 Christian yang akrab disapa Ian tercatat sebagai dramer di band besutan Ferdy Tahier, Rocker Kasarunk. Selain mengisi dram dan growl, Ian juga menggarap proses mixing, mastering sampai mendesain artwork single “Evolusi” ini.
Kedepannya Fransiscus Eko berencana untuk merilis EP atau LP dengan genre modern rock dan lagu “Evolusi” ini kemungkinan akan jadi sebagai bonus track saja.
“Untuk merealisasikan EP atau LP gw lagi coba upayakan deh, karena gw masih coba hubungi eks member2x Drama Band yang dulu pernah sama sama nge band ama gw seperti Coki Bolemeyer (NTRL), Siapa tahu masih ada chemistry ama gw, apalagi gw ada lagu yang gw tulis bareng Coki juga. Karena pada dasarnya gw memang suka situasi nge band. Atau bisa juga menggunakan jasa anak gw Patrick Lesmana yang pernah rilis album instrumental gitar bertajuk “Yabai” di 2022 lalu untuk main gitar di lagu – lagu gw. Ngirit biaya khan!? Haha”, tutup Fransiscus Eko.