SinarHarapan.id – Momen Ramadan dan Idul Fitri tahun ini terbukti mendongkrak kebutuhan uang tunai di masyarakat. Bank Indonesia (BI) mencatat hingga Kamis (6/4/2023) lalu total penukaran uang tunai yang dilakukan masyarakat secara nasional jelang Hari Raya Idul Fitri 2023 telah mencapai Rp85 triliun.
Jumlah tersebut setara dengan 44 persen dari target penukaran uang tunai yang telah disiapkan BI sebesar Rp195 triliun untuk sepanjang periode Ramadan dan Idul Fitri tahun ini.
“Dari Rp195 triliun yang sudah terealisasi saat ini, sampai Kamis (6/4/2023), sudah mencapai 44 persen, atau sekitar Rp85 triliun,” ujar Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI, Marlison Hakim, baru-baru ini.
Lebih lanjut Marlison mengatakan, pihaknya meyakini bahwa total uang tunai yang telah disiapkan masih akan mencukupi hingga momen Idul Fitri 2023 mendatang. Dengan demikian, pihak BI merasa belum perlu adanya rencana penambahan dari total uang tunai yang telah disiagakan saat ini.
“Kami optimistis peredaran uang tunai selama periode Ramadan dan Idul Fitri 2023 maksimal akan mencapai 95 persen dari target, dengan puncak peredaran mendekati keberangkatan pemudik, bersamaan dengan cairnya THR (Tunjangan Hari Raya) para pekerja,” tutur Marlison.
Marlison menyatakan bahwa berdasarkan pengalaman selama ini, momen Ramadan dan Idul Fitri memang merupakan titik puncak peredaran uang dalam periode satu tahun. Dalam siklus selama satu tahun periode peredaran uang secara nasional, momen Ramadan dan Idul Fitri secara rata-rata menyumbang hingga 25 persen dari total uang yang beredar.
Sementara di bawah momen Ramadan dan Idul Fitri, menurut Marlison, ada momen Natal dan Tahun Baru, yang secara rata-rata menyumbang 20 persen terhadap total uang beredar dalam satu tahun.
“Dari jumlah uang yang kita edarkan dalam satu tahun, Natal dan Tahun Baru (Nataru) rata-rata sekitar 20 persen,” ungkap Marlison.
Pertumbuhan tersebut, menurut Marlison, didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 6,6 persen secara tahunan (yoy). Selain itu ada juga kontribusi dari perkembangan aktiva dalam negeri bersih yang tumbuh sebesar 8,2 persen secara yoy.
Dalam catatan BI, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2023 mencapai sebesar Rp8.300 triliun. Jumlah tersebut terhitung tumbuh 7,9 persen dibanding jumlah likuditas pada periode yang sama tahun lalu. (rht)