Nasional

SKK Migas Percepat Produksi Dua Sumber Gas Besar

×

SKK Migas Percepat Produksi Dua Sumber Gas Besar

Sebarkan artikel ini

SinarHarapan.id-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas),  akan mempercepat proses produksi pascapenemuan dua sumber gas besar atau giant discovery di laut Kalimantan Timur dan sebelah utara Sumatra pada 2023.

Percepatan proses produksi dilakukan agar temuan tersebut dapat segera dioptimalkan.

“Mayoritas investor migas yang hendak melakukan eksplorasi akan memilih wilayah kerja (WK) yang sudah memiliki infrastruktur, dan lebih dekat dengan pasar sehingga hal ini perlu menjadi pertimbangan agar setiap temuan ini bisa segera dioptimalkan,” kata Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara,  dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (30/12/2023).

Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Mubadala Energy, perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan penemuan besar cadangan gas bumi in place di WK South Andaman dengan potensi lebih dari 6 trillion cubic feet (TCF) atau Triliun Kaki Kubik.

Temuan gas jumbo itu berasal dari umur eksplorasi Layaran-1. Lokasi tersebut sekitar 100 kilometer lepas pantai Sumatera bagian utara.

WK South Andaman merupakan WK migas yang dilelang pada 2018 dan baru diteken kontrak pengelolaannya oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Mubadala Energy pada Februari 2019 dengan menggunakan mekanisme kontrak gross split atau skema bagi hasil.

Sebelumnya ENI, perusahaan migas asal Italia, juga menyatakan adanya penemuan cadangan gas in place dari sumur eksplorasi Geng North-1 di WK North Ganal sebesar 5 TCF dengan kandungan kondensat diperkirakan mencapai 400 Mbbls. WK migas tersebut berlokasi sekitar 85 kilometer dari lepas pantai Kalimantan Timur.
Benny mengharapkan dengan temuan itu, investor asing kembali melirik dan memasukkan Indonesia sebagai portofolio investasi ke depan. Untuk itu, ia menyampaikan perlu ada perbaikan dari sisi fiscal term atau syarat keuangan maupun non fiscal term (ease of doing business).

“Kita perlu melakukan perbaikan yang benar-benar baik. Artinya, perbaikan tersebut bisa meningkatkan daya pikat investasi Indonesia, mengingat saat ini kita tengah dalam kondisi bersaing dengan negara-negara lain,” ujarnya.

Setelah penemuan itu, ia  mengharapkan adanya percepatan proses menuju onstream.

Ia menargetkan jika sesuai dengan rencana, pada 2028-2029 proyek South Andaman sudah mulai onstream.

“Tahun 2024 akan dimulai appraisal-nya, 2025-2026 sudah plan of development (POD) atau rencana pengembangan dan di 2028-2029 sudah berjalan,” kata Benny.

Sementara itu, Presiden Direktur Mubadala Energy Indonesia, Abdulla Bu Ali, mengatakan penemuan itu merupakan bagian dari program Mubadala Energy ke depan dalam mendukung target produksi Indonesia pada 2030, yaitu 1 juta barel minyak bumi per hari dan 12 miliar kaki kubik gas bumi per hari.

“Indonesia memiliki potensi yang luar biasa terkait cadangan migas, penemuan ini patut disyukuri dan diharapkan dapat mendukung target produksi tahun 2030,” kata Abdulla.

Ia mengatakan setelah penemuan tersebut, Mubadala Energy akan mempercepat proses untuk memulai pengeboran sumur eksplorasi lainnya di WK yang sama. Oleh karena itu, Mubadala Energy membutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar rencana tersebut dapat terwujud.

“Kami berharap dukungan dari semua pemangku kepentingan agar kami bisa melanjutkan penemuan ini dan dapat membantu untuk mencapai target yang dicanangkan pemerintah,” ujar Abdulla.

Abdulla mengakui dalam beberapa tahun belakangan, banyak perbaikan yang sudah dilakukan oleh pemerintah dalam hal kepastian hukum dan syarat keuangan.

Apalagi saat ini, pemerintah sudah melonggarkan dan memberikan fleksibilitas dalam hal mekanisme kontrak gross split maupun cost recovery.

“Kami mengapresiasi pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM dan SKK Migas dalam mendorong perbaikan-perbaikan regulasi maupun fiscal term untuk mendukung KKKS,” katanya.

“Indonesia menjadi salah satu investasi kami, mengingat besarnya potensi yang ada, terutama dalam hal energi yang bersih seperti gas bumi, sejalan dengan strategi perusahaan dalam mendukung transisi energi,” ucap Abdulla.(isn/info publik)