SinarHarapan.id – Impor daging sapi Indonesia menjelang puasa dan lebaran tahun 2024 ini mengalami kendala. Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI) mengatakan salah satu alasan kenaikan harga daging sapi di pasar akhir-akhir ini adalah karena izin impor Sapi dari Negara Australia yang belum keluar dari pihak Kementrian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag).
“Padahal semestinya izin impor itu sudah harus keluar di bulan Januari 2024,” ungkap Asnawi selaku ketua JAPPDI melalui keterangan tertulis dikutip Rabu (28/2/2023).
“Perseroan masih mempunyai persedian biologis yaitu sapi hidup yang dimana saat impor kami lakukan di bulan Desember 2023,” ungkap Sekretaris Perusahaan BEEF Ratna Sari.
Di sisi lain, Ratna mengatakan bahwa meningkatnya permintaan daging sapi dan menimpisnya stok di pasaran otomatis akan berpengaruh pada kenaikan harga daging. Meski begitu, ia tidak menjawab terkait kenaikan harga daging yang ditetapkan BEEF.
“Apabila ingin ditelusuri kenaikan harga daging ini, pemerintah yang mempunyai kebijakan atas kenaikan daging. Kenaikan ini bukan hanya BEEF yang kena dampaknya, tetapi juga perusahaan yang mempunyai usaha yang sama, kita sudah pasti terkena dampak atas kenaikan harga daging,” jelas Ratna.
Meski begitu Ratna mengatakan persediaan stok daging yang dimiliki BEEF masih dalam batas aman.
“Aman (persediaan), karena dalam menghadapi bulan ramadan ini, kami menyiapkan sapi hidup, daging beserta olahannya untuk pasar,” ungkapnya.
Sebelumnya, BEEF sempat mengatakan bahwa perseroan sedang dalam tahap memanen sapi dari pertengahan Februari 2023 hingga bulan Maret mendatang yang bisa mencapai kurang lebih dari 2.000 ekor sapi.
“Ini adalah masa panen bagi kami, karena sapi hidup yang digemukkan oleh BEEF sudah dapat dipanen dan dijual kepada pedagang sapi. Sehingga kenaikan penjualan dalam periode Ramadan hingga Idul Fitri bisa meningkat hingga 200%,” tutup Ratna.
Sumber: StockReview.id