SinarHarapan.id – Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf), Teuku Riefky Harsya, bertemu dengan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) untuk membahas tantangan industri penerbitan.
IKAPI menaungi penerbit buku dari seluruh Indonesia. Industri penerbitan menghadapi tantangan besar, termasuk anggapan bahwa perannya hanya sebatas pencetakan buku.
Padahal, industri ini menciptakan Hak Kekayaan Intelektual (IP) yang bermanfaat bagi 17 subsektor ekonomi kreatif di bawah Kemenekraf.
Komitmen Menekraf dalam Mendorong Industri Penerbitan
Menekraf Riefky menegaskan bahwa kementerian siap berkolaborasi dengan IKAPI dalam mengembangkan ekosistem industri penerbitan.
Baca Juga: Kemenekraf Dorong Film Indonesia Mendunia
“Kami siap bekerja sama dengan IKAPI dalam mengembangkan industri penerbitan sebagai bagian penting dari ekonomi kreatif,” ujar Riefky.
Ia menambahkan bahwa kementerian berkomitmen menyelesaikan berbagai masalah di sektor ini. Tantangan seperti rendahnya minat baca, kebijakan royalti, dan pembajakan menjadi prioritas.
Rencana Penyusunan Roadmap dan MoU
Kemenekraf akan menyusun peta jalan (roadmap) serta Nota Kesepahaman (MoU) dengan IKAPI untuk mencari solusi konkret.
“Kami akan menyusun roadmap dan MoU bersama IKAPI guna meningkatkan minat baca serta mengatasi kebijakan royalti dan pembajakan,” tambahnya.
IKAPI Siap Mendukung Pemerintah
Sementara itu, Ketua Umum IKAPI, Arys Hilman Nugraha, menyatakan kesiapannya mendukung pemerintah menjadikan ekonomi kreatif sebagai motor pertumbuhan ekonomi nasional.
“Industri penerbitan tidak hanya mencetak buku, tetapi juga menciptakan IP yang mendukung subsektor ekonomi kreatif lainnya,” ungkap Arys.
Kemudian, IKAPI akan terus mengembangkan program penerbitan yang terintegrasi dengan subsektor lain untuk memperkuat ekosistem industri kreatif.
“Kami akan merancang program penerbitan yang mendukung subsektor lain agar ekosistem ekonomi kreatif semakin berkembang dan berdaya saing,” ujarnya.
Dalam audiensi ini, Menekraf Riefky bersama Agustini Rahayu, Deputi Bidang Kreativitas Media, serta Iman Santosa, Direktur Penerbitan dan Fotografi.