SinarHarapan.id – Dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional 2025 di SDN Cimahpar 5, Kota Bogor, Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk memperbaiki infrastruktur sekolah. Juga, memperluas program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia menyoroti langsung fasilitas sekolah yang masih memprihatinkan, seperti toilet yang jumlahnya tak sebanding dengan jumlah siswa.
“Bagaimana bisa suatu sekolah toiletnya hanya satu? Padahal, kalau kita buka-bukaan, anggarannya ada,” ujar Prabowo.
Baca Juga: Hari Buruh, Prabowo Dukung Marsinah Jadi Pahlawan Nasional
Anggaran Rp17 Triliun Belum Cukup
Prabowo menyebut bahwa pemerintah telah menyiapkan hampir Rp17 triliun untuk perbaikan sekolah. Namun, jumlah itu hanya cukup memperbaiki sekitar 11.000 sekolah, dari total 330.000 satuan pendidikan di Indonesia.
“Saya kira anggaran ini cukup besar, tapi ternyata tidak cukup. Kita butuh manajemen yang lebih sehat dan efektif,” kata Presiden.
Seruan Pengelolaan Anggaran yang Jujur
Presiden menekankan pentingnya tata kelola anggaran yang bersih, jujur, dan berorientasi pada rakyat. Prabowo mempertanyakan efektivitas anggaran pendidikan yang besar selama bertahun-tahun.
“Apakah anggaran pendidikan yang begitu besar selama bertahun-tahun sudah sampai ke alamat yang dituju?” tanya Prabowo.
Teguran Terbuka untuk Birokrasi
Dalam pidatonya, Prabowo memberi teguran kepada pejabat pusat hingga daerah. Ia mengingatkan bahwa semua pejabat melayani rakyat, bukan untuk menyalahgunakan wewenang.
“Para pejabat dan birokrat digaji oleh negara, jadi jangan korupsi dengan segala akal. Laksanakan tugas dengan akal sehat dan hati nurani,” tegas Presiden.
MBG Jadi Strategi Ekonomi dan Pendidikan
Selain infrastruktur, Prabowo menegaskan pentingnya gizi dalam menunjang pendidikan. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) saat ini telah menjangkau lebih dari 3 juta anak dan ditargetkan menjangkau 82,9 juta penerima manfaat pada November 2025.
“Dana yang beredar akan naik 4-5 kali lipat. Ini bisa jadi pengungkit ekonomi rakyat dari bawah,” ujarnya.
Investasi pada SDM untuk Bangsa yang Tangguh
Prabowo menjelaskan bahwa pendidikan harus terintegrasi dengan perbaikan gizi dan kesehatan. Program MBG meningkatkan kualitas SDM sejak dini sekaligus memutar roda ekonomi lokal.
“Pendidikan adalah jalan kebangkitan bangsa. Tak mungkin kita jadi negara maju tanpa pendidikan yang berhasil,” tegasnya.
Peringatan terhadap Kebocoran Kekayaan Negara
Menutup pidatonya, Prabowo menyerukan perubahan pola pikir dan semangat kerja di seluruh lini pemerintahan. Ia menolak pendekatan “business as usual” dan mendorong semangat perubahan yang progresif.
“Kita tidak boleh hanya semangat ‘kumaha engke wae’. Kita harus berani berubah. Semangat kita: engke kumaha!” tegas Presiden.
Kumaha engke wae adalah istilah dalam bahasa Sunda yang artinya “Bagaimana nanti saja.” Sedangkan* engke kumaha* artinya “Nanti bagaimana”.