Nasional

Raih Gelar Doktor Ilmu Administrasi, Berikut Mimpi Herliana Dewi

×

Raih Gelar Doktor Ilmu Administrasi, Berikut Mimpi Herliana Dewi

Sebarkan artikel ini

Berharap TIC Nasional maju seperti TIC Global

Herliana Dewi dalam acara Promosi Doktor Bidang Ilmu Administrasi atas disertasinya berjudul ‘Routing Strategi Daya Saing Perusahaan Testing, Inspection, and Certification (TIC) Indonesia: Antara Perspektif Lima Kekuatan Porter dan Kapabilitas Dinamis." (Dok/SH.ID).

SinarHarapan.id – Herliana Dewi tampil anggun dalam acara Promosi Doktor Bidang Ilmu Administrasi atas disertasinya berjudul ‘Routing Strategi Daya Saing Perusahaan Testing, Inspection, and Certification (TIC) Indonesia: Antara Perspektif Lima Kekuatan Porter dan Kapabilitas Dinamis” yang digelar di Kampus Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Indonesia, Depok, Rabu 9 Juli 2025.

Ia pun menyampaikan soal Perusahaan Testing, Inspection, and Certification (TIC) Nasional masih belum bisa bersaing secara global dan memilih untuk bermain aman.

“Saya ingin disertasi ini bisa menjadi rute yang menjembatani agar perusahaan TIC Nasional bisa maju seperti perusahaan-perusahaan TIC Global. Tak hanya jago kandang, tapi juga bisa berprestasi secara internasional. Kuat dari sisi kapabilitas inovasi dan digital,” jelas Herliana tentang alasannya memilih topik tersebut.

Ia dinyatakan lulus meraih Gelar Doktor Ilmu Administrasi dengan nilai cumlaude. Saat ini, ia menjabat sebagai Direktur PT Mutuagung Lestari yang bergerak di bidang TIC, Direktur PT Elang Perkasa Asia yang bergerak di Sertifikasi usaha Pariwisata Lapangan Golf, dan Ketua Lembaga Perekonomian Nahladtul Ulama (LPNU) Wilayah Jakarta Utara.

Ia mengungkapkan bahwa meskipun pasar TIC global diperkirakan tumbuh pesat hingga mencapai USD 282,76 milar pada tahun 2030, namun kontribusi Indonesia masih sangat kecil. Tahun 2022, nilai pasar TIC Indonesia baru mencapai USD 561 juta, atau hanya 0,23% dari pangsa pasar global. Angka tersebut menampar realitas bahwa Indonesia masih menjadi penonton di arena persaingan global.

Menurutnya, penyebab utamanya adalah karena struktur persaingan perusahaan TIC nasional yang semakin ketat tidak ditopang oleh kapabilitas yang setara. Beberapa perusahaan multinasional yang juga beroperasi di Indonesia justru mendominasi pasar nasional dengan keunggulan teknologi, akreditasi global, dan reputasi internasional.

Sementara perusahaan nasional masih banyak bergantung pada regulasi domestik bermain aman di  wilayah sertifikasi wajib dan proyek-proyek pemerintah. Salah satu hal yang bisa dilakukan Perusahaan TIC Nasional adalah melakukan strategi aliansi dengan Perusahaan TIC Global. Menurut Herliana, cara tersebut tidak membutuhkan investaasi yang terlalu besar tapi berdasar kepemilikan keunggulan masing-masing.

“Saya ucapkan selamat kepada Doktor Herliana Dewi atas prestasinya. Disertasi ini bisa dipakai sebagai rujukan ilmiah maupun sebagai policy brief bagi pengelolaan BUMN dan bisnis TIC, terutama agar pimpinan BUMN bisa melihat dinamika bisnis TIC di Indonesia. Semoga setelah membaca disertasi ini perusahaan-perusahaan BUMN yang sedang bermasalah bisa di-recovery,” kata Prof. Dr. Martani Huseini, MBA selaku promotor.

Perusahaan TIC merupakan garda depan penjaga mutu keselamatan, keamanan, kesehatan dan kelestarian lingkungan. Industri TIC adalah sektor jasa strategis yang fungsinya begitu fundamental yaitu menjamin bahwa produk yang  dikonsumsi, teknologi dipakai, hingga infrastruktur yang dibangun telah melalui proses pengujian, inspeksi, dan sertifikasi yang memenuhi standar nasional maupun internasional. Keberadaan TIC adalah jantung kepercayaan pasar.