SinarHarapan.id-JEC memperkenalkan prosedur RLE untuk mengatasi presbiopia pada masyarakat usia 45 tahun ke atas.
Kemudian prosedur RLE menggantikan lensa alami mata dengan lensa tanam (IOL). Teknologi FLACS melengkapi RLE untuk hasil lebih presisi dan pemulihan cepat.
Lalu FLACS (Femtosecond Laser-Assisted Cataract Surgery) meminimalkan risiko dalam tindakan RLE.
Sementara itu BPS mencatat 86,3 juta penduduk Indonesia berusia 45 tahun ke atas. Sebagian besar kelompok usia tersebut rentan alami presbiopia atau mata tua.
Presbiopia menyebabkan kesulitan melihat dekat dan penurunan kualitas hidup. Banyak penderita presbiopia merasa terganggu memakai kacamata bifokal.
Jumlah penderita presbiopia diperkirakan mencapai 2,1 miliar pada 2030. Penurunan kemampuan melihat dekat bisa membatasi aktivitas harian.
Baca juga : Gejala Mata Kering Bisa Sebabkan Autoimun, JEC Siapkan Teknologi Diagnosis Mutakhir
Gejala presbiopia mencakup sakit kepala dan mata lelah saat membaca. Studi mencatat kerugian ekonomi akibat presbiopia mencapai USD 25,4 miliar.
Dr. Nashrul Ihsan menyebut RLE sebagai solusi ideal jangka panjang.(7/8) RLE juga efektif mengatasi miopia, hipermetropia, dan astigmatisme.
Prosedur RLE disarankan bagi pasien tak cocok menjalani LASIK atau SMILE Pro. Tingkat keberhasilan RLE mencapai 98,5 persen dengan tingkat kepuasan 95 persen.
Baca juga : JEC Luncurkan Children’s Eye & Strabismus Center (CESC), Pertama di Indonesia
Empat dari lima pasien RLE tidak lagi butuh kacamata setelah tindakan. Tindakan RLE hanya memakan waktu 10–15 menit per mata.
Layanan RLE dengan FLACS tersedia di JEC Menteng, Kedoya, dan Makassar. RLE juga dapat diakses di seluruh cabang JEC Eye Hospitals and Clinics.
Dokter menyesuaikan jenis lensa tanam sesuai kebutuhan dan gaya hidup pasien. IOL Multifocal membantu melihat dekat, menengah, dan jauh tanpa kacamata.
EDOF menawarkan penglihatan alami dari jarak jauh ke menengah. IOL Monofocal mengoreksi rabun jauh dengan beberapa varian teknologi.