SinarHarapan.id-Oculoplasty tak sekadar menyempurnakan tampilan wajah. Prosedur ini justru memulihkan fungsi penglihatan yang terganggu akibat kelainan pada kelopak mata, saluran air mata, atau cedera sekitar mata.
Dokter subspesialis mata dari JEC Eye Hospitals & Clinics, Dr. Dyah Tjintya Sarika, SpM, menegaskan bahwa oculoplasty menjaga keseimbangan antara fungsi medis dan estetika.(21/8)
Prosedur ini meliputi ptosis repair, perbaikan entropion dan ektropion, hingga blepharoplasty dan injeksi botox.
Data ISAPS 2023 mencatat 1,7 juta operasi kelopak mata terjadi secara global, naik 24% dari tahun sebelumnya.
Permintaan di Asia juga meningkat tajam karena faktor anatomi seperti monolid yang membuat double eyelid surgery kian populer.
Pasar oculoplasty global mencatat nilai USD 9,31 miliar pada 2023 dan diperkirakan tembus USD 14,02 miliar pada 2030.
JEC memperkuat layanan Orbital, Oculoplastic & Reconstructive dengan tim dokter berpengalaman, fasilitas berstandar internasional, dan teknologi tinggi.
JEC menangani kasus seperti blepharoplasty, rekonstruksi tumor, dan DCR (dacryocystorhinostomy) dengan pendekatan personal.
Dr. Indra Maharddhika Pambudy, SpM, menilai pendekatan bedah sering menjadi solusi efektif untuk kelainan kompleks di area sekitar mata.
Ia menekankan pentingnya hasil yang tidak hanya fungsional tapi juga estetis secara proporsional.
JEC mencatat bahwa masyarakat masih mengira oculoplasty sebatas kosmetik. Padahal, banyak pasien memerlukan prosedur ini untuk alasan medis.
“Ptosis misalnya, bisa menghalangi lapang pandang dan memengaruhi kualitas hidup,” jelas Dr. Dyah.
Sebagai pionir layanan mata di Indonesia, JEC terus mendorong edukasi publik agar makin sadar pentingnya perawatan area sekitar mata — tak hanya untuk penampilan, tapi juga untuk kesehatan visual jangka panjang.