SinarHarapan.id – Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono dan Menteri Luar Negeri Belanda David van Weel menegaskan komitmen kedua negara untuk memperkuat kemitraan strategis di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, maritim, hingga teknologi masa depan. Pertemuan bilateral berlangsung di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (9/10).
Dalam sambutannya, Menlu Sugiono menyebut pertemuan ini menjadi momentum penting setelah kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Belanda pada 26 September lalu. Kunjungan itu ditandai dengan keputusan Pemerintah Belanda memulangkan fosil manusia purba Java Man dari koleksi Dubois ke Indonesia—sebuah langkah yang disebutnya melampaui kerja sama arkeologi semata.
“Keputusan itu melambangkan sejarah bersama, rekonsiliasi, dan kepercayaan timbal balik,” ujar Sugiono. “Ini membuka peluang baru untuk kolaborasi dalam penelitian, konservasi, dan pendidikan publik.”
Peta Jalan Kemitraan 2026–2029
Dalam kesempatan itu, kedua negara meluncurkan Plan of Action 2026–2029 sebagai peta jalan untuk memperdalam kemitraan komprehensif. Dokumen ini mencakup kerja sama ekonomi, perdagangan, investasi, serta penguatan kapasitas SDM.
Sugiono menekankan bahwa salah satu aspek penting dalam kerja sama ekonomi adalah Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang akan membuka akses pasar lebih luas dan menarik investasi berkelanjutan.
“Kami juga berfokus pada ketahanan pangan melalui modernisasi sektor pertanian dan sistem pangan yang tangguh,” katanya. Dalam konteks ini, Indonesia dan Belanda menandatangani Nota Kesepahaman NISCOPS, yang mendukung produksi minyak sawit berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan petani kecil.
Fokus pada Maritim dan Teknologi
Sebagai dua bangsa bahari, Indonesia dan Belanda berkomitmen memperkuat kerja sama maritim, termasuk penanganan perubahan iklim, banjir, dan penurunan muka tanah. Forum Maritim Bilateral akan digelar di Belanda tahun depan untuk membahas kerja sama konkret dalam keselamatan laut, logistik, perikanan berkelanjutan, dan ekonomi biru.
Selain itu, Menlu Sugiono menyoroti peluang kolaborasi di bidang teknologi masa depan, seperti semikonduktor, riset, pendidikan, dan desain chip. “Langkah ini akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat inovasi dan talenta serta mengintegrasikan kita ke rantai pasok global,” ujarnya.
Belanda: Indonesia Mitra Kunci di Dunia
Menlu David van Weel menegaskan bahwa kunjungannya ke Indonesia merupakan yang pertama sebagai Menlu dan menandai babak baru hubungan kedua negara. Ia memuji peran Indonesia sebagai mitra penting di tingkat global.
“Sebagai ekonomi terbesar di ASEAN, anggota G20, dan kini BRICS, Indonesia membawa suara independen yang kuat di kancah internasional,” ujarnya. “Kami menghargai peran Indonesia sebagai jembatan dalam dunia yang semakin multipolar.”
Van Weel juga menyoroti peran Indonesia dalam mendukung tatanan internasional berbasis aturan serta kontribusinya dalam proses perdamaian di Gaza dan Ukraina. “Kami mengapresiasi peran konstruktif Indonesia dalam mendukung rencana perdamaian di Gaza. Ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah pemain kunci jauh melampaui kawasan Asia,” katanya.
Kerja Sama Konkret dan Investasi
Kedua menteri sepakat melanjutkan kerja sama dalam air, energi, dan ketahanan pangan. Belanda juga berkomitmen mendukung Indonesia dalam proses aksesi ke OECD. Tahun ini, hubungan ekonomi kedua negara menunjukkan kemajuan nyata, termasuk penandatanganan Nota Kesepahaman senilai 300 juta euro antara Indonesia dan Invest International, serta misi dagang Belanda terbesar ke Indonesia pada Juni lalu di bidang maritim, air, dan hortikultura.
Van Weel menegaskan Belanda tetap menjadi investor Eropa terbesar di Indonesia dan akan terus mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. “Indonesia adalah pasar yang menarik dengan populasi muda dan kelas menengah yang tumbuh pesat. Kami ingin menjadi mitra jangka panjang dalam pertumbuhan tersebut,” ujarnya.
Nilai Bersama dan Harapan ke Depan
Kedua negara menegaskan komitmen pada nilai-nilai bersama—hak asasi manusia, hukum internasional, dan multilateralisme. Kolaborasi juga akan diperluas ke tingkat regional dan multilateral, dengan Indonesia sebagai pintu masuk Belanda ke ASEAN, dan Belanda sebagai gerbang Indonesia ke Uni Eropa.
Di penghujung pertemuan, suasana mencair ketika Van Weel menyinggung laga sepak bola Indonesia yang kini dilatih legenda Belanda Patrick Kluivert. “Sebagai orang Belanda, saya bangga melihat Kluivert berkontribusi pada sepak bola Indonesia,” ujarnya sambil tersenyum.
Menlu Sugiono menutup pertemuan dengan menyebut Belanda sebagai “mitra tepercaya” yang berbagi sejarah panjang dengan Indonesia. “Apa yang kita pelajari dari masa lalu menjadi fondasi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi kedua bangsa,” ujarnya.