SinarHarapan.id – Di tengah hiruk-pikuk Ibu Kota yang bersiap menyambut Hari Bumi, pertemuan penting berlangsung di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri. Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menerima kunjungan kerja Menteri Luar Negeri Denmark, H.E. Lars Løkke Rasmussen. Pertemuan ini bukan sekadar pertemuan diplomatik rutin. Kali ini, keduanya menandai awal dari babak baru dalam hubungan RI-Denmark melalui penandatanganan Rencana Aksi Kemitraan Strategis 2025–2029.
Pertemuan hangat yang digelar di ruang diplomatik itu menjadi simbol dari semangat kerja sama yang kian solid antara dua negara yang tahun ini merayakan 75 tahun hubungan diplomatik. Hubungan yang telah terjalin sejak 1950 itu kini berkembang menuju kolaborasi yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan.
Baca Juga: Menlu Sugiono: RI-China Satu Perahu
75 Tahun dan Langkah ke Depan
Bagi Menlu Sugiono, Denmark bukan hanya mitra dagang. “Denmark merupakan salah satu mitra kita yang sangat penting di Kawasan Nordik,” ujarnya.
Ungkapan itu bukan basa-basi diplomatik semata. Nilai perdagangan RI-Denmark tercatat mencapai USD 403,2 juta pada tahun 2024, naik hampir 10 persen dari tahun sebelumnya—angka yang menandakan kepercayaan dan potensi yang terus tumbuh di antara kedua negara.
Merayakan tujuh dekade lebih persahabatan, kedua negara telah menyiapkan serangkaian acara budaya, seni, dan olahraga. Aktivitas ini akan berlangsung di kedua negara sepanjang tahun sebagai penegas bahwa diplomasi tidak melulu soal angka dan kebijakan, tapi juga soal kedekatan antar masyarakat.
Menjawab Tantangan Zaman: Rencana Aksi 2025–2029
Puncak pertemuan hari itu adalah penandatanganan Plan of Action: A Strategic Partnership for a Sustainable and Resilience Future. Dokumen setebal beberapa puluh halaman itu bukan hanya daftar kerja sama, melainkan peta jalan lima tahun ke depan. Di dalamnya termuat beragam sektor prioritas—mulai dari perdagangan, investasi, energi terbarukan, hingga pertanian dan tata kelola pemerintahan yang baik.
Sugiono menyebut PoA sebagai tonggak penting yang akan membawa kerja sama ke arah yang lebih konkret. Salah satu inisiatif unggulan adalah dukungan Denmark terhadap program unggulan pemerintah Indonesia, yakni Makan Bergizi Gratis. Denmark siap mendukung melalui teknologi, pelatihan, dan pembukaan akses rantai pasok pangan berkelanjutan.
“Dengan ditandatanganinya PoA ini kita harapkan adanya kerja sama yang konkret dan lebih maju ke depannya antara kedua negara,” ujar Menlu Sugiono tegas.
Dukungan untuk UMKM dan Lingkungan
Salah satu bagian penting dalam Rencana Aksi adalah pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Denmark berkomitmen membantu pelaku UMKM Indonesia untuk dapat memenuhi standar ekspor Eropa. Dengan menjadikan Denmark sebagai pintu masuk, produk lokal Indonesia memiliki peluang lebih besar untuk merambah pasar Uni Eropa.
Di sisi lain, kerja sama lingkungan hidup menjadi fokus utama. Denmark dikenal sebagai negara pelopor dalam pengelolaan limbah dan pengembangan ekonomi sirkular. Kerja sama ini akan mencakup proyek pengolahan sampah, peningkatan daur ulang, serta pelatihan tenaga kerja hijau di Indonesia.
“Isu lingkungan hidup tidak bisa ditunda. Kami siap mendukung Indonesia dengan pengalaman dan teknologi yang kami miliki,” kata Menlu Rasmussen.
Diplomasi di Tengah Ketidakpastian Global
Tak hanya berbicara soal bilateral, kedua menlu juga berdiskusi tentang tantangan global. Ketidakpastian ekonomi dunia, perubahan iklim, serta situasi geopolitik menjadi pokok bahasan penting. Diskusi ini mencerminkan peran aktif Indonesia dalam diplomasi global dan komitmen kedua negara untuk terus berkontribusi terhadap tatanan dunia yang damai dan berkelanjutan.
Dalam dunia yang bergerak cepat dan penuh tantangan, kemitraan strategis seperti antara RI-Denmark menunjukkan bahwa kerja sama lintas batas tetap menjadi kunci. Rencana Aksi 2025–2029 bukan hanya simbol hubungan dua negara, tapi juga cerminan harapan akan masa depan yang lebih hijau, tangguh, dan inklusif.