Jejak Hilirisasi Timah, Menambang Harapan di Rantai Panjang Timah Bangka untuk Negeri
Sebarkan artikel ini
Pekerja memonitor timah cair dialirkan menuju bak penampungan saat proses peleburan timah di Divisi Pengolahan dan Peleburan Unit Metalurgi PT Timah Tbk, grup MIND ID di Mentok, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung.
SinarHarapan.id – Di tengah semburan api yang menyala dalam suhu lebih dari 1.300 derajat celcius, pekerja menepi sejenak. Wajahnya memerah, peluhnya mengalir di balik APD kuning tebal yang dikenakan. Dari jarak beberapa meter saja, panas dari TSL Ausmelt tungku raksasa yang menjadi jantung proses smelting seakan menampar kulit. Namun sejumlah pekerja tetap setia berjaga. Mereka adalah penjaga api, bagian dari sebuah mata rantai panjang yang jauh lebih besar dari sekadar proses peleburan bijih timah.
Di Unit Metalurgi PT Timah Tbk, grup MIND ID Mentok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Mesin-mesin tak pernah benar-benar tidur. Di sinilah denyut hilirisasi timah bergerak, pelan namun pasti, membentuk nadi ekonomi Negeri. Dari penambangan, pencucian, hingga pemurnian, setiap tahapan menjadi potongan kisah yang menyulam masa depan industri timah Indonesia.
Hilirisasi bukan sekadar jargon yang ramai bergema. Hilirisasi adalah kerja keras yang berlapis-lapis dimulai dari tanah Bangka hingga berakhir di Kota Cilegon. Dari getaran mesin Kapal Isap Produksi yang menggali hingga 25 meter ke dasar laut, hingga proses pencucian yang mengangkat kadar bijih dari 20–30 persen menjadi lebih dari 70 persen. Semua usaha itu berpuncak pada tungku TSL Ausmelt yang membara, teknologi raksasa yang mampu melebur hingga 40.000 ton timah per tahun. Inilah lompatan yang menempatkan Indonesia sejajar dengan para pengolah timah modern dunia.
Namun cerita hilirisasi timah tak berhenti di Bangka. Logam murni yang dicetak rapi dalam bentuk batangan dikirim jauh hingga Cilegon. Di sinilah PT Timah Industri menyulap timah menjadi senyawa kimia bernilai tinggi dan produk tin solder yang digunakan di industri elektronik, otomotif, hingga PVC. Meski kontribusi kecil secara persentase, produk turunan timah inilah yang memberi nilai tambah paling nyata membuktikan bahwa hilirisasi mampu menggerakkan ekonomi lebih luas daripada sekadar menjual bahan mentah.
Perubahan itu juga menuntut teknologi, regulasi, dan sumber daya manusia yang matang. Dari penguasaan teknologi tin stabilizer, perluasan pasar ekspor, hingga upaya membangun industri solder domestik, semuanya menjadi bagian dari upaya panjang membangun ekosistem industri timah nasional. Belum lagi tuntutan era kini: ESG, energi bersih, penggunaan PLTS, hingga komitmen pengurangan emisi yang kini menjadi indikator investasi global.
Hilirisasi timah adalah perjalanan panjang, perjalanan yang menyatukan panas tungku, regulasi, kebijakan ekonomi, dan kerja keras pekerjaipekarja tambang. Sebuah perjalanan yang menambang harapan, bukan hanya dari perut bumi Bangka, tetapi juga dari tekad untuk membuat timah Indonesia naik kelas: dari komoditas mentah menjadi kekuatan industri strategis nasional.
Di setiap percikan api di smelter, di setiap pipa PVC yang berdiri, di setiap komponen elektronik yang terpasang, jejak hilirisasi itu hidup menghidupkan ekonomi, menyalakan asa, dan menuntun Indonesia menuju masa depan yang lebih bernilai. Foto dan Teks: Ruht Semiono
Foto udara Kapal Isap Produksi (KIP) PT Timah Tbk, grup MIND ID saat proses penambangan lepas pantai menghisap bahan mentah pasir timah dan mengolah menjadi konsentrat timah di perairan Laut Cupat Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung.
Melalui rangkaian pemisahan yang lebih presisi, konsentrat akhirnya mencapai kadar minimal sekitar 40 persen Sn, standar yang menjadi prasyarat sebelum melangkah ke proses peleburan dan pemurnian berikutnya.
TSL Ausmelt adalah teknologi peleburan terbaru milik PT Timah yang mulai beroperasi pada 22 Desember 2022. Teknologi ini menjadikan Indonesia memiliki salah satu fasilitas pengolahan bijih timah terbesar di dunia, menempati peringkat kelima. Kehadiran TSL Ausmelt menjadi tonggak transformasi dan inovasi dalam industri peleburan timah nasional, karena mampu mengolah bijih berkadar rendah secara lebih efisien dan ramah lingkungan.
TSL Ausmelt dioperasikan secara terintegrasi melalui room control berbasis teknologi mutakhir yang memungkinkan proses peleburan dipantau dan dikendalikan secara presisi. Hasil peleburan bijih timah dari sistem ini kemudian dialirkan menuju tungku pemurnian untuk menghasilkan timah murni (crude tin).
Pekerja melakukan peleburan timah di area smelter, berdiri hanya beberapa meter dari tungku yang memuntahkan panas ekstrem hingga lebih dari seribu derajat celcius. Dalam balutan APD tebal, pekerja menahan terpaan hawa panas yang terasa menyengat kulit, sambil mengawasi aliran logam cair yang berpendar oranye terang.
Memasuki area smelter dengan perlindungan penuh Alat Pelindung Diri (APD) yang menjadi tameng terakhir di tengah suhu ekstrem yang bisa menembus lebih dari seribu derajat celcius. Setiap lapis APD bukan sekadar perlengkapan, mereka terus bekerja dengan ketelitian tinggi mengawasi, mengatur, dan memastikan logam timah melebur sempurna.
Di ruang yang dipenuhi aroma logam ang tersusun rapi seperti dinding perak berkilaupekerja memastikan setiap balok tercatat akurat, di sinilah hasil kerja panjang dari proses penambangan, pencucian, peleburan, hingga pemurnian akhirnya diverifikasi benar-benar memenuhi standar, menjadi bagian dari rantai panjang hilirisasi.
Setelah semua proses pengolahan, peleburan dan pemurnian timah selesai di Pulau Bangka, logam timah murni kemudian dikirim menuju pabrik PT Timah Industri merupakan anak perusahaan dari PT Timah Tbk, grup MIND ID untuk proses hilirisasi berikutnya. PT Timah Industri didirikan sebagai entitas hilir (downstream) untuk mengolah produk turunan logam timah, seperti tin chemical dan tin solder, Tin chemical adalah senyawa kimia yang dibuat dari timah (Sn) untuk berbagai kebutuhan industri seperti aditif pada plastik PVC dan bahan pelapis (coating) ,senyawa ini digunakan untuk meningkatkan kualitas produk, melindungi dari korosi, dan memberikan stabilitas termal.
Penggunaan PLTS dalam operasional perusahaan bukan lagi sekadar wacana, melainkan langkah nyata menuju industri yang lebih bersih. Di PT Timah Industri Cilegon, pemanfaatan energi terbarukan mulai diterapkan untuk memenuhi sebagian kebutuhan listrik pabrik. Upaya serupa dilakukan PT Timah Tbk di Belitung, yang membangun PLTS terapung sebagai sumber energi ramah lingkungan. Fasilitas PLTS di Belitung dengan kapasitas total mencapai 1.184 kilowatt-puncak (kWp), mampu menghasilkan sekitar 400 megawatt-jam (MWh) energi per tahun. Menjadi bukti bahwa hilirisasi timah kini bergerak seiring komitmen terhadap keberlanjutan dan pengurangan jejak karbon.
SinarHarapan.id – Foto udara layanan infrastruktur menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang menjangkau Kabupaten Bangka Barat,…
SinarHarapan.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan pemerintah akan mempercepat hilirisasi bauksit. Langkah ini…