Network

Siberkreasi Netizen Fair 2022 Dorong Warganet Bikin Konten Berkualitas

×

Siberkreasi Netizen Fair 2022 Dorong Warganet Bikin Konten Berkualitas

Sebarkan artikel ini

SinarHarapan.id –  Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Siberkreasi Netizen Fair (SNF) di Hotel Grand Inna Malioboro, Yogyakarta pada Sabtu, 10 Desember 2022.

Kegiatan tersebut merupakan puncak selebrasi kegiatan literasi digital yang meliputi talkshow, workshop, dan hiburan untuk seluruh warganet Indonesia.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kecakapan digital masyarakat serta mendorong kolaborasi multistakeholders untuk literasi digital dalam rangka menciptakan ekosistem digital yang cerdas, positif, kreatif, produktif, dan bertanggungjawab. SNF 2022 dilaksanakan secara hybrid dengan dihadiri sekitar 665 peserta offline dan lebih dari 1400 peserta online.

Pesatnya perkembangan media sosial tidak bisa dilepaskan dari keberadaan konten. Konten yang menarik dapat membuat akun media sosial kita mendapat perhatian banyak orang. Melalui konten pula, seseorang dapat memberi pesan dengan bebas pada khalayak yang juga senang terhadap isi-isi pesan pada konten tersebut.

Namun, media sosial sebagai ruang berekspresi seringkali memunculkan konten-konten negatif yang tidak tersaring dengan baik. Mengantisipasi hal tersebut, dibutuhkan konten-konten yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain, sehingga para pengguna media sosial di Indonesia perlu belajar cara mengoptimalisasi konten yang tidak hanya berkualitas dan bermanfaat namun bahkan dapat memberikan keuntungan bisnis (cuan) bagi kreatornya.

Rangkaian kegiatan SNF 2022 meliputi 10 kelas workshop tematik di tiga ruang kelas terpisah, yaitu kelas A, B, dan C, serta talkshow Obral-Obrol liTerasi Digital (OOTD) yang terbagi menjadi 6 sesi di panggung utama. Berlangsung secara paralel dengan kegiatan di panggung utama, sesi workshop merupakan sesi pembelajaran hands on meliputi kelas kreasi konten, kelas gali ilmu, kelas UMKM Makin Cakap Digital, kelas cek fakta, dan kelas produksi podcast yang dibawakan oleh para praktisi teknologi digital.

Kelas workshop B terbagi dalam tiga sesi yang membahas tiga topik, yaitu Kelas Cek Fakta, Kelas Produksi Podcast, dan Kelas Kreasi Konten berjudul “Level Up Content Biar Cuan”. Sesi pertama dalam kelas ini adalah Kelas Cek Fakta dengan topik “Cerdas Cegah Hoax” dengan narasumber Septiaji Eko sebagai Dewan Pengarah Siberkreasi.

Eko menjelaskan bahwa seiring dengan pesatnya perkembangan media sosial, percepatan informasi di internet juga menjadi sebuah persoalan yang perlu disikapi dengan serius.

Secara umum, gangguan informasi terdiri dari tiga jenis yaitu misinformasi, disinformasi, dan malinformasi. Misinformasi terjadi ketika adanya informasi yang salah, namun orang yang membagikannya percaya itu benar.

Disinformasi merupakan fenomena di mana seseorang menyebarkan informasi yang salah, dan orang tersebut sadar bahwa informasi tersebut tidak benar. Sedangkan malinformasi adalah manipulasi informasi yang bisa berupa fakta atau tidak yang dilakukan seseorang dengan tujuan merugikan orang lain.

Lebih lanjut, Eko memaparkan langkah-langkah teknis serta teoritis untuk melakukan verifikasi terhadap kebenaran suatu informasi, salah satunya dengan mengakses situs cekfakta.com.

Website milik Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) tersebut mampu menganalisis kebenaran informasi yang telah didukung oleh Google News Initiative. “Melalui website ini kami telah berjejaring bersama lebih dari 36.000 jurnalis yang terdiri dari media-media terverifikasi dewan pers di Indonesia”, jelas Eko.

Eko juga menjelaskan kepada para peserta mengenai dua langkah dalam menyeleksi informasi di internet. Langkah pertama dengan melakukan verifikasi konten editan dan foto, langkah kedua adalah verifikasi video dan lokasi.

Ia menjelaskan beberapa cara untuk melakukan verifikasi gambar, di antaranya dengan menggunakan Extension Search by Image pada Google yang memungkinkan pengguna untuk mencari sumber pertama dari sebuah gambar. Eko pun memaparkan contoh-contoh aplikasi dari tahapan yang sudah dijelaskan sebelumnya.

“Platform serta cara-cara barusan adalah cara yang digunakan oleh seluruh Fact Checker hampir di seluruh dunia,” tambah Eko.

Diskusi yang tidak kalah menarik dibahas dalam sesi berikutnya, yaitu Kelas Produksi Podcast yang dibawakan oleh Rizki Ardi Nugroho, yang akrab disapa Mizter Popo.

Dalam paparannya, Rizki menyampaikan hal-hal definitif serta teknis seputar pembuatan podcast yang tergolong konten high-demand saat ini.

Podcast merupakan media audio yang bisa didengarkan dengan streaming ataupun diunduh di platform podcast. Keunggulan podcast sehingga menjadi konten yang banyak digemari kalangan Gen-Z adalah bisa didengarkan kapan saja dan di mana saja, konsep yang akrab dan personal, mudah diakses, dan mampu menciptakan imajinasi pendengar, dan tentunya dapat meraup profit.

“Hanya dengan modal bercerita, handphone sebagai alat utama, dan riset kecil-kecilan agar konten yang kita perdengarkan berbobot dan bermanfaat. Saya yakin semua orang bisa melakukannya,” ungkap Rizki.

Terdapat lima prinsip dalam pembuatan podcast, yaitu menentukan audiens, seperti apa podcast-mu ingin dikenali, keunikan dari podcast lain, ciptakan suara khas, lalu lakukan promosi secara konsisten. Prinsip tersebut merupakan bekal untuk membuat branding terhadap podcast yang akan dibuat.

“Lakukan semuanya dengan konsisten. Semua podcaster Indonesia saat ini tidak langsung terkenal begitu saja, tapi itu semua hasil dari ratusan bahkan ribuan episode podcast yang dibuat secara konsisten,” tambah Rizki.

Pembahasan lebih dalam terhadap pemanfaatan konten dengan tujuan profit, menjadi topik dalam sesi Kelas Kreasi Konten “Level Up Content Biar Cuan!”. Diskusi tersebut diisi oleh

narasumber yang tidak kalah populer, yaitu Ibob Tarigan yang juga adalah seorang Konten Kreator dan dimoderatori oleh Mira Sahid selaku Wakil Ketua Umum Siberkreasi.

Ibob menuturkan alasannya terjun ke dalam dunia konten kreator yang telah menjamur di media sosial yang salah satunya adalah cuan (profit). “Zaman sekarang hampir segalanya bisa dijadikan uang, hampir semua passion punya industri yang bisa dijadikan jalan untuk berbisnis,” terang Ibob.

Ibob meneruskan, konsentrasi para konten kreator saat ini cenderung fokus pada traffic dan algoritma.

“Jika traffic dan algoritma akan memberikan adsense (Iklan), maka kualitas dan personal branding akan mengundang daya tarik bagi brand-brand untuk melakukan kontrak bisnis dengan kita, yang dapat menjadi opsi pemasukan selain adsense sehingga konten kita lebih dikenal oleh khalayak,” jelasnya.

Setelah belajar tentang pemanfaatan teknologi digital, para peserta SNF 2022 menikmati hiburan di panggung utama pada malam penutupan SNF 2022 yang dimeriahkan dengan penampilan dari Ndarboy Genk.

Per Desember 2022, Kemenkominfo telah berhasil melakukan literasi digital kepada lebih dari 5.500.000 penduduk Indonesia di segmen kelompok masyarakat, komunitas, pendidikan, dan pemerintahan. Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id atau media sosial Instagram @literasidigitalkominfo dan @siberkreasi.