SinarHarapan.id-Untuk mendorong transformasi bisnis rantai pendingin di Indonesia melalui berbagai inovasi dan diversifikasi produk, serta memperluas akses terhadap sistem dan produk pendingin yang lebih berkualitas dan higienis ke lebih banyak masyarakat Indonesia, PT Anson Esindo Lestari (Anson Company) hari ini menandatangani kerja sama dengan PT Alpine Cool Utama (Alpine).
Kerja sama yang bersifat strategis ini berlangsung hingga akhir 2024, dan akan diwujudkan dalam bentuk
60 miliar purchase order (PO) dan 40 miliar letter of intent (LoI) untuk penyediaan 10.000 cold storage
pallet di berbagai lokasi; revitalisasi pabrik pengolahan perikanan di Sungailiat, Bangka Belitung; ekspansi
proyek tube ice di Jakarta sebesar 60 ton yang akan dikembangkan ke daerah lainnya seperti ke Bangka
Belitung, Palembang, Balikpapan, Bali, dan Lampung; dan serta meningkatkan kapasitas pabrik block ice di lokasi yang sama dari saat ini sebesar 214 ton per hari menjadi 500 ton per hari sampai dengan tahun
2024.
“Alpine merupakan perusahaan sistem pendingin terbesar di Indonesia sekaligus salah satu mitra paling penting kami. Kami optimistis kerja sama ini akan memperluas pangsa pasar dan bisnis rantai pendingin Anson Company, dan menjadikan kami sebagai solusi bagi customer (B2C) maupun pemain industri dalam pasar pendingin di Indonesia (B2B)” kata Dennis Rendiwinata, CEO Anson Company.(23/9/2022)
“Anson sebagai salah satu mitra strategis kami, dengan pengalaman luas serta keahlian di industri rantai
pendingin sejak 1973. Dimana Anson merupakan salah satu pionir dalam melakukan export hasil laut ke
luar negeri serta rantai pendingin lainnya (pabrik es balok dan penyewaan cold storage) di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Papua.” ujar Stephen Sen, CEO PT Alpine Cool Utama.
Target dari pelaku industri rantai dingin tahun ini bisa mencapai 35% Year on Year (YoY) atau 109.000 ton
(2021) menjadi 150.000 ton (2022).
Sebelumnya, realisasi pertumbuhan industri rantai pasok dingin di 2020-2021 mencapai 9% (98.000-109.000 ton) dan target awalnya 120.000 ton. Sepanjang kuartal I/2022, kontrak instalasi rantai dingin sudah menyentuh 40.000 ton, dan ini menjadi dasar keyakinan asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) akan peningkatan target pertumbuhan 35% di tahun ini.
Faktor pemicu pertumbuhan logistik rantai dingin di 2022, adalah tingginya tren pengiriman makanan olahan beku serta kebutuhan penyimpanan untuk distribusi vaksin COVID-19 dosis ketiga (booster).
Permintaan instalasi rantai dingin di luar Pulau Jawa juga bermunculan.