SinarHarapan.id – Para menteri ekonomi ASEAN bertemu secara virtual membahas kebijakan tarif Amerika Serikat (AS). Atas undangan Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, H.E. Tengku Zafrul Tengku Abdul Aziz, yang juga menjabat sebagai Ketua Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) tahun ini, Sekretaris Jenderal ASEAN, Dr. Kao Kim Hourn, turut serta dalam Special ASEAN Economic Ministers’ Meeting yang berlangsung hari ini secara virtual.
Pertemuan ini membahas perkembangan geopolitik terkini, khususnya kebijakan tarif balasan AS yang diumumkan pada 2 April 2025 dan dampaknya terhadap negara-negara anggota ASEAN. Para menteri sepakat untuk menyusun respons kolektif ASEAN guna menjaga stabilitas ekonomi kawasan.
Kemitraan Strategis ASEAN-AS Terguncang
Baca Juga:Indonesia Bisa Hadapi dan Kendalikan Dampak Tarif Trump
Para menteri ekonomi ASEAN menyatakan keprihatinan mendalam atas kebijakan tarif sepihak AS. Langkah tersebut dinilai menciptakan ketidakpastian besar dan dapat mengguncang arus perdagangan serta investasi global.
“Langkah sepihak AS berpotensi mengganggu rantai pasok dan merugikan bisnis serta konsumen di seluruh dunia, termasuk di AS sendiri,” demikian pernyataan bersama para menteri.
ASEAN menekankan bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta negara-negara berkembang di kawasan, akan menjadi kelompok paling terdampak. Kebijakan ini juga dinilai menghambat pertumbuhan ekonomi dan mengancam mata pencaharian jutaan warga di Asia Tenggara.
ASEAN Dorong Dialog, Tolak Balasan Tarif
Meski kecewa, ASEAN tetap membuka pintu dialog dan menghindari aksi balasan. Para menteri menyerukan komunikasi terbuka dan kerja sama konstruktif dengan AS untuk mencari jalan tengah.
“Kami tidak akan mengambil langkah balasan, namun berharap dialog jujur dapat menemukan solusi yang saling menguntungkan.”
ASEAN menegaskan kesiapan melanjutkan kerja sama melalui Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) dan Expanded Economic Engagement (E3). Fokusnya pada peningkatan arus dagang dua arah, penguatan rantai pasok, serta pemanfaatan teknologi digital untuk ketahanan ekonomi.
Dorong Sektor Strategis dan Bernilai Tambah Tinggi
ASEAN mendorong kerangka kerja sama ekonomi masa depan yang kuat dan berorientasi inovasi. Fokusnya pada sektor bernilai tinggi seperti layanan digital, energi terbarukan, pertanian hijau, elektronik, bioteknologi, kesehatan, transportasi, dan industri kreatif.
Dukungan terhadap WTO dan Perdagangan Multilateral
ASEAN kembali menegaskan dukungan terhadap sistem perdagangan multilateral yang adil dan berbasis aturan, dengan WTO sebagai pilar utama. ASEAN mengapresiasi pernyataan Direktur Jenderal WTO, Dr. Ngozi Okonjo-Iweala, yang menyoroti dampak signifikan tarif AS terhadap pertumbuhan global, terutama negara-negara paling tidak berkembang (Least Developed Countries).
Perkuat Integrasi Regional dan Buka Peluang Baru
ASEAN berkomitmen memperkuat integrasi ekonomi kawasan lewat inisiatif seperti pembaruan ASEAN Trade-in-Goods Agreement (ATIGA) dan pengembangan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA). ASEAN juga membuka peluang kerja sama ekonomi baru dengan mitra luar kawasan.
Solidaritas ASEAN Hadapi Krisis Perdagangan Global
ASEAN menyerukan persatuan dan kerja sama lebih erat untuk menghadapi krisis perdagangan global. Langkah ini bertujuan meminimalkan dampak terhadap masyarakat dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Komitmen bersama ini menjadi sinyal kuat bahwa ASEAN akan tetap teguh dalam menjaga keterbukaan, inklusivitas, dan integrasi ekonomi di tengah ketidakpastian global.”