EkonomiNetwork

Astra Melalui YDBA Meningkatkan Kualitas Pertanian Jahe Merah Lebak Melalui Pembinaan

×

Astra Melalui YDBA Meningkatkan Kualitas Pertanian Jahe Merah Lebak Melalui Pembinaan

Sebarkan artikel ini
YDBA Melalui Astra Meningkatkan Kualitas Pertanian Jahe Merah Melalui Pembinaan (Foto: Ilustrasi)

SinarHarapan.id – Di tengah geliat industri pertanian yang terus berkembang, Asrip, seorang petani jahe merah dari Lebak, Banten, menunjukkan bagaimana perubahan nasib dapat diraih berkat kolaborasi yang kuat antara petani dan institusi pembina.

Melalui dukungan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), Asrip mampu mengembangkan usahanya, meningkatkan produktivitas, bahkan mengembangkan produk turunannya.

Kisah ini menjadi inspirasi bagi banyak petani lain, membuktikan bahwa dengan pembinaan dan pendampingan yang tepat, sektor pertanian dapat tumbuh dan berdaya saing di pasar yang lebih luas.

Sejak tahun 2020, Asrip bergabung dengan YDBA, sebuah yayasan di bawah naungan Astra yang berkomitmen untuk membina Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di berbagai sektor, termasuk pertanian.

Asrip sendiri sudah cukup lama menekuni budidaya jahe merah, namun sebelumnya hasil yang dicapainya belum maksimal. Tantangan utama yang dihadapi Asrip adalah keterbatasan dalam hal manajemen, teknologi pertanian, dan akses pasar.

Sebelum bergabung dengan program YDBA, produktivitas panen jahe merah Asrip hanya mencapai 8 ton per tahun.

Bagi seorang petani kecil, jumlah ini memang cukup signifikan, tetapi Asrip tahu bahwa potensi jahe merah jauh lebih besar dan masih dapat ditingkatkan.

Namun, semua berubah sejak Asrip mendapatkan pendampingan dari YDBA. Dalam waktu yang relatif singkat, YDBA membantu Asrip memahami cara meningkatkan produktivitas dan mengoptimalkan hasil panennya.

Tidak hanya berhenti di sana, YDBA juga mendorong Asrip untuk melakukan diversifikasi produk dengan memanfaatkan jahe merah yang dihasilkan.

Kini, Asrip telah mengembangkan produk turunan seperti simplisia (jahe kering) dan bubuk jahe merah. Langkah diversifikasi ini bukan hanya membuka peluang pasar yang lebih luas, tetapi juga meningkatkan nilai tambah produk jahe merah yang dia hasilkan.

“Dengan bantuan YDBA, kami dapat meningkatkan hasil panen dari 8 ton per tahun menjadi 37,61 ton pada tahun 2022,” ungkap Asrip dengan penuh syukur.

Program pembinaan YDBA untuk UMKM seperti usaha Asrip dirancang untuk memberikan manfaat komprehensif dan berkelanjutan. Tahap pertama adalah pendaftaran dan asesmen, di mana UMKM diidentifikasi kebutuhan dan potensinya.

Asesmen ini dilakukan untuk merancang program pembinaan yang sesuai dengan kondisi dan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing UMKM.

Setelah asesmen awal, UMKM mendapatkan berbagai pelatihan dan pendampingan yang mencakup aspek teknis dan non-teknis, seperti manajemen usaha, teknologi pertanian, hingga strategi pemasaran.

YDBA juga memberikan akses jaringan yang mempertemukan UMKM dengan mitra bisnis potensial. Dalam kasus Asrip, YDBA memfasilitasinya untuk berkolaborasi dengan PT Bintang Toedjoe, sebuah perusahaan farmasi ternama yang banyak menggunakan bahan baku dari tanaman herbal.

Kerjasama ini memberikan stabilitas dalam penyerapan hasil panen jahe merah Asrip dan petani lain yang juga menjadi binaan YDBA. Dengan adanya akses pasar ini, Asrip mendapatkan jaminan pasar yang lebih stabil dan kapasitas produksinya bisa terus ditingkatkan.

Tidak berhenti di situ, YDBA melakukan monitoring berkala untuk mengevaluasi perkembangan UMKM binaannya. Evaluasi ini memungkinkan YDBA memberikan pendampingan yang lebih responsif dan relevan sesuai dengan perkembangan usaha UMKM.

Bagi Asrip, monitoring ini menjadi motivasi tambahan untuk terus memperbaiki kualitas produk dan usahanya.

Hasilnya sangat memuaskan. Dalam dua tahun terakhir, omzet usaha jahe merah Asrip mengalami lonjakan signifikan. Sebelum ada pembinaan dari YDBA, omzet tahunannya hanya sekitar Rp78 juta.

Namun, setelah bergabung dalam program pembinaan, omzetnya melonjak menjadi Rp358 juta pada tahun 2022, atau mengalami peningkatan hingga 494%.

“Program ini tidak hanya meningkatkan pendapatan kami, tetapi juga kualitas produk. Kami sekarang memiliki standar operasional prosedur yang lebih baik,” tambah Asrip.

Kemajuan teknologi merupakan salah satu aspek penting dalam program YDBA. Melalui pembinaan yang diberikan oleh YDBA, para petani didorong untuk mengadopsi teknologi terbaru yang relevan dengan kegiatan pertanian mereka.

YDBA melalui Lembaga Pembinaan Bisnis (LPB) YDBA di Lebak membantu Asrip dan petani lain untuk mengoptimalkan produksi dengan teknologi yang lebih efisien.

Salah satu contoh konkret yang diterapkan Asrip adalah penggunaan teknologi modern dalam proses pengolahan produk turunannya. Kini, simplisia dan bubuk jahe merah yang dihasilkan oleh Asrip memiliki kualitas lebih baik karena pengolahan yang lebih higienis dan terstandar.

Menurut Dani Kurnia, Koordinator LPB YDBA di Lebak, teknologi ini bukan hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga membantu produk jahe merah menjadi lebih berdaya saing di pasar.

“LPB YDBA Lebak fokus memberikan edukasi menyeluruh kepada UMKM dengan mengundang para ahli dari YDBA serta stakeholder terkait,” jelas Dani.

Edukasi yang diberikan mencakup pengembangan kemampuan administrasi dan manajerial yang tidak hanya berfokus pada aspek teknis tetapi juga non-teknis.

Dengan ini, UMKM binaan YDBA memiliki keterampilan manajemen yang lebih baik, mampu membuat keputusan yang lebih strategis, dan meningkatkan efisiensi operasional mereka.

Salah satu kunci keberhasilan pembinaan YDBA adalah kemampuan yayasan ini dalam memperluas akses pasar bagi UMKM binaannya.

Menurut Dani, LPB YDBA Lebak memiliki komitmen untuk membuka peluang pasar yang lebih luas bagi produk-produk pertanian binaan mereka.

Dengan berkolaborasi dengan industri besar dan lembaga terkait, LPB YDBA memfasilitasi pemasaran produk UMKM sehingga bisa menjangkau konsumen di luar daerah bahkan hingga tingkat nasional. Langkah ini terbukti efektif dalam meningkatkan permintaan dan memberikan peluang lebih baik bagi UMKM seperti usaha Asrip.

Sebagai bentuk konkret, LPB YDBA mengupayakan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) dengan perusahaan besar yang bersedia menjadi mitra pemasaran.

SPK ini memungkinkan UMKM seperti usaha Asrip menjadi bagian dari rantai pasok industri besar dengan target dan pembayaran yang terukur.

Hal ini tentu memberikan jaminan dan kepastian dalam pemasaran produk jahe merah Asrip dan petani lainnya.

Di tengah ketatnya persaingan pasar, LPB YDBA terus mendorong Asrip dan para petani lain untuk berinovasi agar produk mereka semakin kompetitif.

Para petani diajarkan bagaimana memperkuat standar kualitas dan menerapkan Good Corporate Governance (GCG) dalam bisnis mereka.

Dengan tata kelola yang baik, diharapkan usaha pertanian jahe merah di Lebak dapat berkembang lebih stabil dan berkelanjutan.

Asrip menyatakan harapannya agar YDBA dan Astra terus mendukung para petani, terutama dalam hal pengembangan teknologi dan inovasi.

Bagi Asrip, teknologi dan inovasi adalah kunci agar pertanian jahe merah di Lebak bisa semakin maju dan mampu bersaing di pasar internasional.

Dia juga berharap agar produk turunan jahe merahnya bisa menjangkau pasar global.

Kisah Asrip adalah bukti nyata bahwa dengan dukungan dan pembinaan yang tepat, UMKM di sektor pertanian dapat berkembang pesat dan membawa dampak positif yang signifikan bagi kesejahteraan petani.

Pembinaan komprehensif oleh YDBA telah berhasil meningkatkan produktivitas, diversifikasi produk, dan akses pasar bagi usaha jahe merah Asrip.

Melalui upaya YDBA, kini para petani jahe merah di Lebak tidak hanya menjadi petani biasa, tetapi juga pelaku usaha yang siap bersaing di pasar yang lebih luas.

Dari peningkatan hasil panen, omzet yang berlipat, hingga kualitas produk yang semakin baik, perjalanan Asrip bersama YDBA menjadi inspirasi bagi banyak petani di seluruh Indonesia.

Dukungan Astra melalui YDBA tidak hanya meningkatkan taraf hidup petani, tetapi juga membangun fondasi yang kuat bagi kemandirian ekonomi daerah.

Dengan kolaborasi yang kuat, Asrip optimis bahwa pertanian jahe merah di Lebak akan terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani dan perekonomian lokal.