SinarHarapan.id-Puasa Ramadan mengubah pola makan, tidur, dan aktivitas sehari-hari. Perubahan ini memengaruhi jam biologis dan metabolisme tubuh.
Sahur di pagi hari, misalnya, mengganggu rutinitas tidur biasa. Menahan lapar dan haus juga mengurangi kualitas tidur malam.
Aktivitas makan dan minum lebih banyak dilakukan pada malam hari. Akibatnya, durasi tidur berkurang dan tubuh mudah lelah.
Kantuk sering muncul antara pukul 1 siang hingga 4 sore. Kondisi ini diperparah oleh rasa lapar dan dehidrasi.
Kurang tidur membuat mengemudi menjadi lebih berisiko. Serangan kantuk saat menyetir dapat menyebabkan kecelakaan serius.
Oleh karena itu, penting mengatur pola tidur dan makan. Tidur minimal 6 jam setiap malam sangat dianjurkan.
Paparan sinar matahari siang hari membantu menjaga jam biologis. Hindari cahaya gadget sebelum tidur untuk istirahat lebih nyenyak.
Pola makan seimbang juga memengaruhi kualitas tidur. Makan berlebihan saat sahur justru membuat tubuh mengantuk.
Saat berbuka, hindari kekenyangan agar tetap nyaman mengemudi. Minuman berkafein tinggi sebaiknya dihindari karena mengganggu tidur.
Power nap 20-30 menit di siang hari sangat efektif. Istirahat singkat ini membantu mengembalikan kesegaran tubuh.
Microsleep, meski hanya 2 detik, sangat berbahaya saat berkendara. Jika lelah, berhenti sejenak lebih baik daripada memaksakan diri.
Kelelahan juga dapat memicu emosi dan menurunkan kewaspadaan. Minum air putih cukup penting untuk menghindari dehidrasi.
Dengan tips ini, mengemudi saat puasa bisa lebih aman. Semoga parafrasa ini sesuai dengan kebutuhan Anda!