Network

Bantu UMKM, Kemenkominfo Kupas Tuntas TikTok sebagai Media Pemasaran

×

Bantu UMKM, Kemenkominfo Kupas Tuntas TikTok sebagai Media Pemasaran

Sebarkan artikel ini

SinarHarapan.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan kegiatan Gali Ilmu bersama TikTok Indonesia untuk peserta UMKM dan masyarakat umum di Gedung Serbaguna Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.

Gali Ilmu menghadirkan narasumber yang ahli di bidangnya untuk mengupas tuntas fitur sosial media dan aplikasi yang dapat bermanfaat untuk melakukan pemasaran usaha ataupun yang lainnya.

Kegiatan ini meliputi sesi talkshow dan workshop yang diselenggarakan secara hybrid dengan dihadiri oleh lebih dari 400 peserta yang hadir secara luring maupun daring. Demikian rilis yang diterima redaksi, Rabu (9/3/2023).

Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center (KIC) pada tahun 2022 lalu yang menunjukkan bahwa kapasitas Literasi Digital masyarakat Indonesia dinilai sebesar 3.54 dari 5.00.

Berdasarkan hal tersebut, tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori “sedang”. Berdasarkan hal tersebut, Kemenkominfo berkolaborasi dengan sejumlah komunitas dan kelompok masyarakat untuk meliterasi masyarakat tentang materi yang didasarkan pada 4 pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Kegiatan Gali Ilmu dibuka dengan sesi talk show yang diisi oleh Global E-Commerce Business Operation & Acquisition TikTok Aldo Shurman dan Kreator Konten sekaligus seorang entrepreneur, Tommy Teja.

Di sesi ini, Aldo menjelaskan bahwa TikTok menduduki peringkat satu sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh di seluruh dunia dan di Indonesia, sekaligus menduduki peringkat ke-2 setelah Amerika Serikat. Hal ini membuat TikTok melihat Asia Tenggara, khususnya Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar.

Aldo menambahkan bahwa TikTok kini bukan hanya sebagai platform hiburan saja, tetapi sudah menjadi shoppertainment atau media untuk hiburan sekaligus berjualan online.

“Dulu user hanya menggunakan TikTok untuk hiburan saja, kini user sudah bisa berjualan dan berbelanja, sehingga kini TikTok sudah menjadi shoppertainment dan membantu pelaku usaha khususnya UMKM memiliki jangkauan yang lebih luas, ” tambah Aldo.

Terakhir, Aldo menekankan bahwa kemampuan membuat konten yang baik sangat dibutuhkan untuk mendapatkan perhatian pengguna TikTok yang menjadi target pasar.

“Tipsnya ketika kita bikin konten, maksimalkan di tiga detik pertama. Di situ user memutuskan untuk tetap lanjut lihat konten kita atau engga,” tutup Aldo.

Kreator Konten sekaligus Pengusaha, Tommy Teja menjelaskan mengenai perbedaan antara TikTok dan marketplace lain sebagai media berjualan online.

“Ketika kita ingin berjualan di TikTok, pastinya lewat video konten karena kita jualannya lewat konten dan berbeda dengan marketplace lain dimana orang-orang nyarinya barang duluan. Sedangkan kalau di TikTok itu kebalik, orang-orang ngeliat konten dulu baru mereka belanja,” jelas Aldo.

Tommy selanjutnya memaparkan mengenai tips dalam bagaimana membuat konten menarik di TikTok sebagai media berjualan online.

“Jadi yang paling penting itu kita harus punya skill content creation untuk membuat konten yang menarik supaya orang-orang menonton video kita sampai beres dan bisa tertarik untuk ngeklik keranjang produk yang kita jual,” papar Tommy.

 

Konten TikTok untuk Pasarkan Produk

Sesi kedua dalam kegiatan ini berupa workshop yang dipandu oleh Tommy Teja di mana enam peserta diberikan kesempatan untuk praktik langsung membuat konten yang menarik dalam memasarkan produk di TikTok. Produk yang digunakan dalam praktik ini di antaranya barang-barang berupa kain selendang, skincare, dan makanan ringan.

Sebelum melakukan praktik, Tommy menjelaskan beberapa hal terkait teknis pembuatan video. Pertama peserta harus mengunduh aplikasi editing video, yaitu CapCut. Setelah itu, Tommy memberi panduan bagaimana menggunakan aplikasi tersebut mulai dari membuat teks yang membantu peserta berbicara didalam video, hingga memasukkan efek-efek yang diperlukan untuk melengkapi kebutuhan konten.

Tommy juga memaparkan hal-hal apa saja yang harus ada di dalam video yang akan di-posting di antaranya, video harus memiliki elemen hook atau pengait, pain point, dan Bridge-after-bridge.

Setelah diberikan penjelasan awal mengenai content creation, peserta diberikan kesempatan untuk membuat script konten dalam waktu 1 menit, kemudian para peserta dipandu untuk melakukan shooting setelah masing-masing script berhasil dibuat.

Selanjutnya Tommy memberikan waktu sebanyak 5 menit kepada para peserta untuk melakukan video editing terhadap hasil rekaman video produk yang telah mereka lakukan sebelumnya. Terakhir, peserta diminta untuk menampilkan hasil pembuatan video yang kemudian disaksikan bersama peserta lainnya dan diberikan apresiasi berupa bingkisan sebagai kenang-kenangan.

Kegiatan Gali Ilmu merupakan salah satu upaya literasi digital untuk segmen masyarakat umum dalam rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo).

Program Indonesia Makin Cakap Digital bertujuan untuk memberikan literasi tentang teknologi digital kepada 50 juta masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.

Adapun informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Fanpage @literasidigitalkominfo, dan website literasidigital.id. (jpp)