SinarHarapan.id – Negara-negara anggota Dewan Perdagangan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-bangsa (Trade and Development Board/TDB UNCTAD) dan Sekretaris Jenderal UNCTAD menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan Indonesia di TDB.
Di bawah kepemimpinan Duta Besar Febrian A. Ruddyard, Wakil Tetap RI untuk PBB di Jenewa, sebagai Presiden TDB, Indonesia berhasil membuktikan bahwa kerja sama multilateralisme dapat membawa manfaat, terutama untuk negara-negara berkembang.
“Keberhasilan kepemimpinan tersebut merupakan upaya bersama dengan didasari semangat inklusif dan kerja sama multilateralisme.” kata Dubes Febrian Ruddyard usai serah terima kepemimpinan Presiden TDB ke Belanda pada pertemuan TDB UNCTAD ke 71, di Markas PBB Jenewa 16-20 September 2024.
TDB merupakan badan pengambilan keputusan UNCTAD, termasuk untuk memutuskan saran kebijakan perdagangan dan pembangunan ekonomi global, khususnya bagi negara berkembang.
Capaian kepemimpinan Indonesia di TDB UNCTAD antara lain mencakup keberhasilan galang konsensus anggota terkait bantuan UNCTAD bagi Palestina pada 2023, di tengah konsensus atas isu tersebut sulit tercapai.
Pertemuan TDB juga berhasil sepakati isu terkait pembangunan negara miskin, investasi untuk transisi energi berkelanjutan, transformasi digital, dan sepakati anggaran UNCTAD yang juga memuat program peningkatan kapasitas bagi negara-negara berkembang.
Melalui strategi diplomasi yang efektif, Indonesia menunjukkan peran kunci dalam mendorong kerja sama multilateralisme, termasuk memimpin diskusi internasional mengenai isu Palestina dan isu-isu pembangunan lainnya yang penting bagi negara berkembang.
Indonesia juga menjembatani pembahasan multilateral di Jenewa dan New York, seperti melalui kehadiran dalam 2024 ECOSOC Financing for Development Forum dan pembahasan terkait Global Digital Compact.
Kesuksesan tersebut mencerminkan komitmen Indonesia dalam mendukung penyelesaian masalah global secara konstruktif.
Selama Presidensi TDB, Indonesia juga dorong pemanfaatan konkret melalui kerja sama RI dan UNCTAD, seperti pengembangan dan pelatihan UMKM, workshop kebijakan transformasi industri, serta kerja sama UNCTAD dengan berbagai pemangku kepentingan RI.
Lebih lanjut, pemangku kebijakan Indonesia juga hadir dalam berbagai pertemuan UNCTAD di Jenewa, antara lain terkait isu perdagangan jasa, persaingan usaha, investasi, komoditas, dan pendanaan pembangunan.
Sebagai Presiden TDB, Watapri Jenewa dan Pemimpin UNCTAD juga hadir sebagai narasumber dalam berbagai rangkaian acara tingkat tinggi di Indonesia, seperti High Level Conference Commemorating the 60th Years Anniversary of UNCTAD di Bandung pada Mei 2024, serta rangkaian High Level Forum on Multistakeholder Partnership, Indonesia-Africa Forum II, Indonesia – Africa Parliamentary Forum, the International Critical Mineral and Metals Summit, di Bali pada September 2024.
Indonesia akan terus melanjutkan peran kepemimpinan di UNCTAD sebagai Vice President TDB UNCTAD periode 2024-2025 dan mendorong kepentingan nasional seperti isu mineral kritis, ekonomi kreatif, dan kerja sama ekonomi digital. (nat)
(Sumber: PTRI Jenewa)