SinarHarapan.id – PT Dewi Shri Farmindo Tbk (DEWI) berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 137,34 miliar sepanjang tahun 2022. Angka tersebut melesat naik 67,21% dari tahun sebelumnya. Emiten peternakan ini juga berhasil membukukan laba bersih Rp 7,63 miliar sepanjang tahun 2022, naik 18,93% dari Rp 6,41 miliar pada tahun sebelumnya.

Direktur Utama DEWI Aditiya Fajar optimis target pertumbuhan pendapatan sebesar 20% hingga tutup tahun 2023 bisa tercapai. Langkah yang akan dilakukan untuk mecapai target tersebut, yaitu melakukan pengembangan dan ekspansi dengan membeli lahan untuk pembangunan fasilitas produksi. Selain itu, Dewi Shri Farmindo akan tetap melakukan berbagai efisiensi guna mempertahankan kinerja yang positif di 2023.

“Untuk kedepannya, kami akan menambah lahan sekitar 1 sampai 2 hektar, kami akan melakukan akuisisi lahan yang sifatnya non afiliasi dan akan mencari lahan yang strategis serta harga yang terbaik untuk memaksimalkan jumlah produksi ayam,” kata Aditiya dalam paparan publik, Rabu (7/6).

Dari hasil RUPS, DEWI tidak membagikan dividen dari laba bersih di tahun 2022, lantaran laba tersebut akan digunakan DEWI untuk pengembahan dan ekspansi bisnis di 2023.

“Tahun ini masih akan kejar ekspansi sehingga Dewi Shri Farmindo masih akan fokus pengembangan,” kata dia.

DEWI juga akan berfokus pada penjualan dan pemasaran untuk korporasi, ritel, food processing dan pasar tradisional. Selain itu, juga akan memperluas area pemasaran.

“Kami berfokus pada bisnis korporasi dan adanya Covid-19 terdapat penambahan di sektor penjualan frozen food sehingga kami juga akan fokuskan menjalin hubungan kerja sama dagang dengan pabrik sosis, nugget dan lainya,” tutur Aditiya.

Untuk dana yang didapat dari IPO pada tahun 2022 sebesar Rp 70 miliar, akan digunakan untuk modal kerja dan pengembangan usaha. Adapun realisasi penggunaan IPO, sebesar Rp 7,48 miliar untuk pembelian tanah afiliasi, dan sekitar Rp 3,67 miliar untuk pembelian tanah non-afiliasi.

Selanjutnya sebanyak Rp 6,43 miliar untuk pembangunan fasilitas di non afiliasi, modal kerja sebesar Rp 36,46 miliar dan biaya emisi dan lainnya sekitar Rp 5,78 miliar.