Internasional

Enam Dokumen Hasil KTT ASEAN-China, Salah Satunya Soal Laut China Selatan

×

Enam Dokumen Hasil KTT ASEAN-China, Salah Satunya Soal Laut China Selatan

Sebarkan artikel ini
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berjalan bersama Premier of the PeopleÕs Republic of China Li Qiang (kiri), Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone (ketiga kanan), Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah (kanan) dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet usai berfoto bersama sebelum KTT ke-26 ASEAN-China di Jakarta, Rabu (6/9). (Foto: Media Center KTT ASEAN 2023/Zabur Karuru/aww.)

SinarHarapan.id – Enam dokumen dihasilkan dari Konferensi Tingkat Tinggi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dengan China 2023, salah satunya adalah pedoman untuk mempercepat negosiasi tata perilaku di Laut China Selatan.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Guidelines for Accelerating the Early Conclusion of an Effective and Substantive Code of Conduct (COC) in the South China Sea bertujuan untuk mempercepat penyelesaian negosiasi COC dengan hasil yang efektif dan substantif.

“Para Pemimpin juga menyambut baik guidelines percepatan negosiasi COC di Laut Cina Selatan,” kata Menlu Retno kepada wartawan.

Dokumen-dokumen lainnya antara lain ASEAN-China Joint Statement on Mutually Beneficial Cooperation on AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific) yang berisi kesepakatan untuk mendorong kerja sama konkret implementasi AOIP, antara lain di bidang maritim, transisi energi, infrastruktur, smart cities, e-commerce, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

ASEAN-China Joint Statement on Deepening Agricultural Cooperation yang berisi kesepakatan kerja sama yang menjadikan pertanian sebagai new growth engine untuk membangun ketahanan pangan.

Empat dokumen lainnya adalah ASEAN-China Action Plan on Green Agricultural Development yang
bertujuan meningkatkan nilai kompetitif produk-produk pertanian ASEAN di tengah rantai pasok global.

ASEAN-China Joint Initiative on Enhancing Cooperation on E-Commerce yang bertujuan mendorong kerja sama e-commerce untuk memajukan pertumbuhan ekonomi inklusif dan mengurangi kesenjangan pembangunan kawasan.

Lalu Joint Initiative on Advancing the China-ASEAN Science, Technology and Innovation Enhancing Program yang bertujuan memperkuat kerja sama transfer teknologi dan riset bersama untuk isu-isu strategis seperti Industry 4.0, infrastruktur digital, dan energi bersih.

Menurut Menlu RI, para pemimpin juga sepakat untuk memperkuat kerja sama ekonomi melalui upgrade ASEAN-China FTA (ACFTA) 3.0 karena mencakup kerja samar baru misalnya di bidang ekonomi digital, ekonomi hijau, dan rantai pasok.

Kerja sama konkret yang saling menguntungkan di antara negara-negara Asia Tenggara dapat terwujud bila ada kepercayaan satu sama lain. Kepercayaan tersebut harus dibangun dan dipelihara oleh semua pihak. Salah satu bentuk dari saling percaya itu adalah menghormati hukum internasional.

“Kita harus menerjemahkan semua ini dengan kerja sama konkret yang saling menguntungkan. Hal tersebut hanya bisa dilakukan jika kita percaya satu sama lain yang tentu saja harus dibangun dan dipelihara oleh semua pihak,” kata  Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-China ke-26 di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).

Menlu RI juga mengungkapkan hampir semua Pemimpin juga mengatakan diperlukan adanya trust. Penting untuk menjaga trust dan penghormatan terhadap hukum internasional sebagai modal terciptanya perdamaian dan stabilitas kawasan.

Di hadapan Perdana Menteri Li Qiang yang memimpin delegasi China,  Presiden Jokowi menegaskan bahwa China adalah mitra dialog ASEAN yang strategis.

Pada 2023, hubungan negara-negara ASEAN dengan RRT memasuki usia ke-20 tahun dan telah dituangkan dalam Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama.

Lebih jauh Presiden Jokowi menekankan, rasa saling percaya akan menjadi kekuatan yang positif bagi ASEAN dan China dalam menjaga dan menciptakan stabilitas dan perdamaian regional.

Presiden Jokowi memimpin seluruh rangkaian pertemuan pada hari kedua rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC).

Presiden Jokowi memimpin KTT ke-26 ASEAN-China yang diikuti oleh para pemimpin negara ASEAN bersama dengan Li Qiang.

Kemudian Presiden Jokowi juga akan memimpin KTT ke-24 ASEAN-Republik Korea yang juga dihadiri oleh Presiden Republik Korea Yoon Suk Yeol dan KTT ke-26 ASEAN-Jepang bersama dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida.

Pada siang hari, Presiden Joko Widodo bersama dengan para pemimpin negara ASEAN mengikuti KTT ke-26 ASEAN Plus Three (APT).

Pertemuan yang digelar di Ruang Cenderawasih 3 tersebut juga dihadiri oleh pemimpin negara RRT, Republik Korea, dan Jepang.

Presiden Jokowi lalu diagendakan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin di Ruang Kakatua, JCC.

Kemudian, melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris.

Selanjutnya, Presiden Jokowi dan para pemimpin negara akan mengikuti KTT ke-11 ASEAN-US yang juga diselenggarakan di Ruang Cendrawasih 3, JCC.

Selanjutnya, KTT ASEAN-Kanada akan digelar dengan dihadiri oleh para pemimpin negara ASEAN dengan PM Kanada Justin Trudeau.

Pada malam harinya, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Joko Widodo bersama para pemimpin negara dan pendamping akan menghadiri jamuan santap malam dalam rangka KTT ke-43 ASEAN. (Toro/Alex/TR)