SinarHarapan.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan Digital Innovation Network (DIN) Presidensi G20 Indonesia, dengan mengangkat tema “The Rise of Digital Economy: Post-Pandemic Recovery and Beyond”.
Kegiatan ini dilaksanakan secara hibrida pada tanggal 2-4 September 2022 di Bali International Convention Center (BICC) The Westin Resort Nusa Dua, Badung, Bali.
G20 DIN bertujuan menjadi forum premier untuk berbagi pengetahuan, mendorong diskusi, dan membangun kemitraan di antara para pelaku industri dan para pemain inovasi global dengan menghadirkan berbagai sesi termasuk startup pitching, keynote speech, diskusi panel, acara budaya, pertemuan bisnis 1-on-1, dan sesi networking kelas dunia.
Tahun ini, G20 DIN mewadahi pencarian startup paling menjanjikan di lima sektor prioritas, yaitu kesehatan (Healthcare), energi bersih dan energi terbarukan (Green and Renewable Energy), pendidikan dan teknologi (Education Technology), inklusifitas keuangan (Financial Inclusivity), dan rantai pasok barang (Supply Chain) yang dihadiri oleh delegasi negara anggota G20 dan negara undangan, antara lain Argentina, Australia, Brazil, Jerman, India, Indonesia, Jepang, Republik Korea, Mexico, Rusia, Saudi Arabia, Afrika Selatan, Turkiye, Inggris, Amerika, Uni Eropa, Singapura, dan Kamboja.
Masing-masing negara mengirimkan startup terbaik untuk setiap sektor yang diangkat dalam G20 DIN. Kegiatan ini melibatkan 400 participant dari 42 ventures capital, 55 startup, serta sejumlah pembuat kebijakan bidang digital, dan korporasi yang hadir baik secara fisik maupun virtual.
Digital Innovation Network (DIN) Presidensi G20 Indonesia merupakan inisiatif Indonesia sebagai bentuk kelanjutan pengembangan forum Digital Innovation League (DIL) di Presidensi G20 Italia tahun 2021 yang diikuti sebanyak 100 startup dari 20 negara.
Para startup melakukan presentasi di hadapan panelis hingga terpilihlah 10 startup terbaik, di mana dua diantaranya adalah Nalagenetics dan Ruangguru yang berasal dari Indonesia.
Rangkaian pelaksanaan DIN diawali acara Welcoming Reception dengan sambutan dari Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan yang menyambut kedatangan para delegasi.
“Kementerian Kominfo mengundang para startup, venture capital, pembuat kebijakan, dan korporasi, yang merupakan pemain kunci yang menciptakan inovasi untuk bersama-sama berbagi etalase ide mereka untuk bisa menjawab tantangan global,” ujar Semuel dalam Welcoming Reception DIN, di The Westin Hotel, Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (02/09/2022).
Berbagi Pengalaman
Hari pertama penyelenggaraan G20 DIN Tech Conference, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Republik Indonesia, Johnny G. Plate menyampaikan dalam sambutan pembukaan bahwa sejalan dengan laju inovasi digital, valuasi ekonomi digital mencapai 15,5% dari total produk domestik bruto global.
Jumlah itu meningkat 2,5 kali lebih cepat dibandingkan 15 tahun terakhir berdasarkan data Bank Dunia pada 2022.
Ia melanjutkan pada tahun 2030, diperkirakan 70% dari penciptaan nilai baru dalam perekonomian akan didasarkan pada model bisnis yang diaktifkan secara digital.
“Nilai ekonomi digital di Indonesia telah mencapai 70 miliar dolar AS dan akan berkembang hingga 315,5 miliar dolar AS pada 2030, yang mana menunjukkan potensi luar biasa untuk perekonomian Indonesia di masa yang akan datang,” ucap Johnny.
“Kami yakin acara ini akan menjadi katalis yang penting bagi pertumbuhan ekonomi digital melalui memperbanyak kolaborasi antara startup, modal ventura, dan perusahaan di skala nasional dan internasional,” jelas Johnny dalam sambutan G20 DIN di BICC Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (3/9/2022).
Turut hadir memberikan sambutan, Menteri Komunikasi dan Informasi Singapura Josephine Teo yang mengapresiasi penyelenggaraan G20 DIN sebagai wadah jejaring inovasi digital.
Dalam kesempatan ini, Singapura mengirimkan 12 delegasi eksekutif bisnis yang berkaitan dengan tema G20 DIN.
G20 DIN menghadirkan dua pembicara utama dari perusahaan teknologi terkemuka, seperti Yossi Matias, Vice President, Engineering and Research dari Google, dan Abhisht Arora,
Head of Corporate Strategy dari Zoom sebagai pembicara untuk mengangkat isu tentang bagaimana cara memanfaatkan transformasi digital untuk menghadapi situasi di masa
depan yang tidak menentu.
Penyelenggaraan G20 DIN Tech Conference selama dua hari diisi dengan empat sesi diskusi panel, dan lima sesi paralel Startup Pitching di 5 sektor prioritas yaitu kesehatan, energi bersih dan energi terbarukan, pendidikan dan teknologi, inklusifitas keuangan, dan rantai pasok barang. Selanjutnya para startup digital dan perusahaan modal ventura memiliki kesempatan untuk saling bertemu selama pelaksanaan G20 Digital Innovation Network dalam 1-on-1 Business Meeting.
Hari pertama pada sesi panel mendiskusikan mengenai masa depan industri teknologi dari sudut pandang para unicorn startup, dengan narasumber berasal dari dua unicorn startup
Indonesia, yaitu Teddy Oetomo, Presiden BukaLapak dan Albert, Co-founder Traveloka, serta panelis dari perusahaan konsultan global, Rohit Sethi, Senior Principal Kearney.
Pada diskusi panel pertama, Teddy Oetomo selaku Presiden BukaLapak mengemukakan pendapatnya tentang bagaimana bisnis online dan offline yang memiliki latar belakang berbeda dapat saling berkolaborasi.
“Saat ini semakin banyak kita melihat bagaimana online dan offline (bisnis) saling berkolaborasi dalam kemitraan untuk menemukan solusi, dan semakin banyak juga kita melihat bahwa inovasi teknologi menjadi sangat penting dan bukan hanya lip service,” kata Teddy.
Selanjutnya, diskusi panel kedua membahas tentang bagaimana memajukan investasi yang berkelanjutan di era pasca pandemi bersama perwakilan dari beberapa perusahaan modal ventura.
Sesi diskusi panel juga mengisi hari ketiga G20 DIN dengan dua pembahasan berbeda, yaitu pandangan mengenai investasi teknologi global dan tentang belajar cara menghadapi tantangan di masa pandemi dari para startup unicorn.
Setelah diskusi panel, delegasi startup dari negara-negara anggota G20 akan mempresentasikan inovasi digital mereka untuk menghadapi isu di lima sektor prioritas di hadapan para pakar dunia dalam sesi startup pitching. Indonesia turut aktif berpartisipasi dalam sesi ini dengan mengirimkan delegasi startup untuk setiap sektor, yaitu Nusantics (Healthcare), Xurya (Green and Renewable Energy), Cakap (Education and Technology), Komunal (Financial Inclusivity), dan Simbad (Supply Chain). Delegasi startup terbaik dari setiap sektor akan diumumkan pada sesi awarding di hari ketiga G20 DIN, 4 September 2022.