Mandiri Indonesia Open 2024
SinarHaraoan.id – Peter Gunawan dan pemain amatir Gabriel Hansel mewakili Indonesia lolos ke 2 putaran terakhir. “Saya bermain bagus hari ini. Saya menjaga pukulan driver saya agar tetap di fairway sepanjang putaran kedua ini. Saya rasa tidak ada fairway yang miss, dan itu bagus. Saya juga berhasil melakukan pukulan wedge dekat ke hole sehingga bisa banyak menyelesaikan putt dari jarak rata-rata sekitar 2,7 meter. Jadi tidak ada satu hal yang miss. Dan ini hari yang baik,” kata Zheng yang pada hari pertama menempati peringkat T3.
Salah satu kunci suksesnya adalah melakukan swing yang simpel dan fokus pada target. Zheng mengumpulkan 128 pukulan atau 14 di bawah par, unggul empat pukulan dari Wilkin yang menempati peringkat kedua. Wilkin harus puas dengan hasil par di hari kedua.
Wilkin yang pada hari pertama memimpin dan mencetak course record belum berhasil menjaga konsistensi permainannya. Dia hanya bisa bermain par di hari kedua. Pegolf asal Australia yang tee off di hole satu langsung membuat bogey di dua hole pertama. Dua bogey lainnya dibuat di hole 9 dan 12.
“Saya berharap tidak merasa seperti pagi ini. Saya mencoba untuk sedikit mengendalikan ketegangan saya. Memulai (putaran kedua) dengan bogey, bogey. Tapi saya mulai tenang di pertengahan pertandingan. Saya bermain sangat baik di sembilan hole kedua, walaupun sebenarnya angin bertiup kencang. Saya melakukan banyak pukulan bagus, hanya saja tidak dapat menyelesaikan putt. Mungkin bisa saja saya melakukan lebih dari itu, tapi ya begitu lah adanya,” jelas Wilkin.
Pegolf berusia 33 tahun ini mencetak hattrick birdie di hole 5, 6, dan 6. Birdie terakhir dicetak di hole 10. Posisi T3 ditempati oleh Sarit Suwannarut, Liu Yanwei, Steve Lewton, dan Ervin Chang. Masing-masing pemain mengumpulkan 134 pukulan atau 8 di bawah par. Peter dan Hansel Lolos Peter Gunawan dan Gabriel Hansel memberikan harapan untuk Indonesia dengan lolos cut off. Bagi Peter ini adalah keberhasilan pertamanya lolos cut off di Indonesia Open.
Sementara Hansel merupakan juara amatir terbaik Indonesia Open tahun lalu. “Sebenarnya hari ini puttingnya banyak 3-4 meter. Ada 6 kali. Tapi tidak ada yang masuk. Lumayan bikin stres. Putting hari ini breaknya itu jelas (kebaca). Ini murni kesalahan teknik saya. Sabar saja. Untungnya putting dari 12 meter di hole 17 masuk. Selamat deh. Tapi sebenarnya saya belajar banyak dari Jowi (Jonathan Wijono). Permainan saya mengalami peningkatan. Namun, untuk Indonesia Open tahun ini, saya sudah mempersiapkan diri ketika jadwal turnamen ini diumumkan. Namun, target dari persiapan saya ini sih untuk tahun depan. Saya pun belajar banyak sih di beberapa turnamen internasional yang saya ikuti, termasuk International Series Morocco pada Juli kemarin. Set up lapangan Indonesia Open kali ini buat saya sih the best banget,” kata Peter yang merupakan pemain undangan di turnamen berhadiah total US$500 ribu ini.
Sementara Hansel mengungkapkan bahwa permainannya di hari kedua jauh lebih bagus dibandingkan dengan hari pertama. “Short game saya juga banyak membantu untuk menyelamatkan par. Puji Tuhan, bogey-nya cuma dua. Yang membantu tadi long putt-nya lumayan oke , sekitar 10-12 meter, speed-nya juga bagus, dan puji Tuhan, tidak ada yang tiga putt, sama short putt yang buat birdie ada beberapa yang masuk,” ungkap Hansel, pegolf berusia 21 tahun yang kini kuliah di Oregon University, Amerika Serikat.
Di turnamen amatir dia menjadi juara OJAO 2024, Medco Amateur 2023, dan Kejurnas Junior 2020. Walaupun kondisi kesehatannya sedang tidak maksimal, namun Hansel bisa menunjukkan performa terbaiknya. Pekan lalu, dia tampil di turnamen Asian Development Tour (ADT) yang diselenggarakan di Damai Indah Golf – BSD Course.
“Ketika di BSD sebenarnya saya baru dari rumah sakit dan langsung bertanding di sana, jadi sebenarnya belum bugar sekali. Berat badan saya jadi turun 5 kg sehingga jarak pukul saya berbeda sehingga tidak lagi tahu jarak pukul. saya,” jelas Hansel.
Pada dua putaran berikutnya di Indonesia Open, Hansel akan bermain lebih agresif. Satu satunya pegolf Indonesia yang pernah menjadi juara turnamen ini adalah Kasiadi pada tahun 1989. Sejak itu belum ada yang berhasil menjajaki kesuksesannya.
Pemain Indonesia lainnya, Rory Hie, nyaris mengulang sejarah pada tahun 2011. Namun, dia harus puas menempati posisi T2 di bawah Thaworn Wiratchant (Thailand) yang menjadi juara. Saat itu turnamen diselenggarakan di Damai Indah Golf – PIK Course. (non)