SinarHarapan.id-PT Greenfields Indonesia resmi meluncurkan fasilitas biogas terbesar sektor sapi perah di Indonesia, Selasa (30/7).
Fasilitas ramah lingkungan ini berada di peternakan Greenfields kedua, berlokasi di Blitar, Jawa Timur.
Dengan kapasitas 12.000 m³, reaktor ini sanggup mengolah limbah dari 10.000 ekor sapi per hari.
Peresmian ditandai penandatanganan plakat oleh Wamen Pertanian RI, Sudaryono B. Eng., M.M, MBA.
Langkah ini menjadi bentuk dukungan pemerintah terhadap energi terbarukan dari sektor peternakan.
Sudaryono menyebut proyek ini sebagai terobosan nyata wujudkan peternakan berkelanjutan di Indonesia.
Ia menilai, fasilitas ini bisa jadi contoh konkret pengelolaan limbah sapi yang efisien dan inovatif.
“Greenfields tunjukkan komitmen kuat dalam pengelolaan limbah berbasis energi baru dan terbarukan,” ujarnya.
Menurutnya, kolaborasi lintas sektor penting demi wujudkan ketahanan pangan dan energi nasional.
CEO Greenfields Indonesia, Akhil Chandra, menegaskan semangat keberlanjutan jadi pilar utama perusahaan.
Ia menyebut fasilitas ini sebagai bukti penerapan prinsip Greenfields Farming Philosophy secara menyeluruh.
Filosofi tersebut menjamin proses produksi ramah lingkungan, terintegrasi dan berdampak bagi masyarakat.
Reaktor ini mengubah limbah jadi gas metana dengan output rata-rata 7.200 m³ per hari.
Gas tersebut dapat dimanfaatkan sebagai listrik hingga 15.800 kilowatt-jam per hari.
General Manager Farm, Richard A. Slaney, menjelaskan proses pembangunan berlangsung hampir dua tahun.
Ia menambahkan, sistem ini dirancang memenuhi standar mutu limbah terbaru di Indonesia.
Baca juga : JAPFA bersama Greenfields Impor 1.100 Ekor Sapi ke Peternak Lokal
Selain jadi sumber energi, gas metana juga dapat dikompresi dalam bentuk cair bernilai tinggi.
Pupuk organik cair hasil olahan limbah juga dimanfaatkan untuk rumput odot sebagai pakan sapi.
Tak hanya itu, pupuk cair digunakan dalam budidaya kopi lokal agar bernilai jual lebih tinggi.
Greenfields berharap langkah ini bisa menginspirasi peternak lain untuk menerapkan praktik serupa.
“Kami terus dorong kolaborasi optimalisasi limbah sebagai sumber daya bernilai,” tutup Akhil.