SinarHarapan.id – Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan serangkaian letusan pada Rabu ini. Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian, melaporkan bahwa letusan tertinggi mencapai 1.000 meter di atas puncak atau sekitar 4.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada pukul 10.37 WIB.
Kolom abu yang teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal bergerak ke arah utara dan timur laut. Letusan tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 234 detik.
Menurut data petugas, gunung setinggi 3.676 mdpl ini telah tujuh kali meletus pada Rabu ini . Erupsi pertama tercatat pukul 00.21 WIB, diikuti pada 00.32 WIB, 00.54 WIB, dan 01.08 WIB, dengan visual letusan yang tidak teramati. Kemudian, letusan kelima terjadi pukul 07.00 WIB dengan letusan tinggi 700 meter di atas puncak, disusul letusan pukul 07.55 WIB dengan tinggi yang sama, dan puncaknya pada pukul 10.37 WIB dengan letusan setinggi 1 kilometer di atas puncak.
Meskipun demikian, Gunung Semeru masih berstatus Waspada . Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan beberapa rekomendasi penting bagi masyarakat. Masyarakat dilarang beraktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak. Di luar jarak tersebut, aktivitas dilarang pada radius 500 meter dari tepi sungai Besuk Kobokan, mengingat luasnya potensi awan panas dan aliran lahar hingga 13 kilometer dari puncak.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru , karena rawan bahaya lontaran batu pijar. Mukdas juga mengingatkan untuk mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, khususnya sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di anak-anak sungai Besuk Kobokan.