Harga batu bara pekan ini anjlok 1,7% meskipun ada kabar positif dari China. Anjloknya harga gas alam di Eropa turut menyeret harga batu bara.

SinarHarapan.Id – Harga batu bara pekan ini anjlok 1,7% meskipun ada kabar positif dari China. Anjloknya harga gas alam di Eropa turut menyeret harga batu bara. Pada penutupan perdagangan Senin (24/10/2022), harga batu bara kontrak November di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 383,5 per ton. Harganya anjlok 1,65% dibandingkan perdagangan terakhir pekan lalu.

Melansir Reuters, Pelemahan harga batu bara kemarin memperpanjang tren negatif pasir hitam yang sudah melemah sejak Jumat pekan lalu. Dalam sepekan, harga batu bara sudah ambles 2,3% secara point to point. Harga batu bara juga masih jeblok 6,5% sebulan tetapi dalam setahun melesat 96,4%.

Sementara, Batu bara sebenarnya didukung sejumlah faktor untuk menguat kemarin. Di antaranya adalah meningkatnya impor China serta persoalan pengiriman batu bara dari Australia. Namun, pasir hitam belum juga menguat.

Melihat kenaikan impor di tengah melonjaknya produksi di dalam negeri merupakan upaya China untuk mempertebal pasokan pada pembangkit listrik mereka menjadi 20 hari.

Kenaikan impor China tersebut justru dilakukan di tengah melesatnya produksi domestik. Produksi batu bara Negara Tirai Bambu menembus 390 juta pada September. Jumlah tersebut melonjak 12,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Secara harian, produksi batu bara China pada September adalah yang tertinggi tahun ini.

Saat ini, impor batu bara China pada September menembus 33,05 juta ton. Jumlah tersebut melonjak 12,2% dibandingkan Agustus yang tercatat 29,46 juta ton. Jumlah tersebut juga naik tipis dibandingkan September tahun lalu yakni 32,88 juta ton.

Semantara, Indonesia menjadi pemasok utama batu bara Beijing dengan mengirim 20,7 juta ton atau 63% dari total. Pengiriman dari Indonesia melonjak 31% dibandingkan Agustus.

Di bawah Indonesia ada Mongolia yang mengekspor batu bara ke China sebesar 4,24 juta ton, melonjak 18% dibandingkan bulan sebelumnya.

China merupakan konsumen terbesar batu bara di dunia sehingga pergerakan dari China biasanya akan sangat menentukan harga batu bara global. Namun, sentimen positif dari China nyatanya tidak mampu membawa harga batu bara terbang kemarin. (Merah)