Internasional

Indonesia Desak Kebijakan Inklusif bagi Kesejahteraan Perempuan

×

Indonesia Desak Kebijakan Inklusif bagi Kesejahteraan Perempuan

Sebarkan artikel ini

Indonesia Dorong Ekonomi Perawatan dan Inklusi Keuangan Perempuan di Forum G20

Care Economy dan Akses Keuangan Inklusif bagi perempuan menjadi isu prioritas yang diangkat delegasi Indonesia melalui keterwakilannya oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Pretoria pada pertemuan The 2nd G20 Empowerment of Women Working Group (EWWG), di Sun City, North West, Afrika Selatan, 8-9 Mei 2025. (Foto: KBRI Pretoria)

SinarHarapan.id – Indonesia kembali menegaskan komitmennya terhadap pemberdayaan perempuan dalam forum internasional. Dalam pertemuan kedua G20 Empowerment of Women Working Group (EWWG) di Sun City, Afrika Selatan, pada 8–9 Mei 2025, delegasi Indonesia yang diwakili Kedutaan Besar RI Pretoria menyoroti pentingnya care economy dan akses keuangan inklusif bagi perempuan.

Pertemuan yang menjadi bagian dari rangkaian Presidensi G20 Afrika Selatan ini juga membahas isu penghapusan kekerasan berbasis gender. Menteri Urusan Perempuan, Pemuda, dan Penyandang Disabilitas Afrika Selatan, Sindisiwe Chikunga, dalam sambutan pembuka menekankan perlunya langkah konkret dan kolektif negara-negara G20 untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan.

Baca Juga: Indonesia Dorong Isu Budaya di Forum G20 Johannesburg

“Negara G20 memiliki kapasitas nyata untuk menciptakan perubahan besar bagi perempuan di seluruh dunia. Diperlukan pendekatan komprehensif dan menyeluruh,” ujar Chikunga, seraya menegaskan tema Presidensi G20 Afrika Selatan tahun ini: Solidarity, Equality, and Sustainability.

Indonesia Usung Ekonomi Perawatan

Delegasi Indonesia menggarisbawahi care economy sebagai elemen penting yang harus mendapat perhatian global. Konsep ini menyoroti peran perempuan dalam merawat anak, lansia, penyandang disabilitas, serta kelompok rentan lainnya. Selain pengakuan atas kontribusi ini, Indonesia juga mendorong agar perempuan tetap mendapat peluang dalam kegiatan ekonomi produktif tanpa mengabaikan peran domestiknya.

Gagasan ini selaras dengan tujuan forum yang berupaya mengatasi hambatan sistemik terhadap inklusi keuangan bagi perempuan, serta mendorong reformasi kebijakan demi kesetaraan gender.

Akses Keuangan bagi Perempuan

Isu lain yang diangkat Indonesia adalah perlunya memperluas akses perempuan terhadap pembiayaan usaha. Delegasi menekankan pentingnya dukungan bagi perempuan pelaku usaha, terutama skala kecil dan menengah, guna meningkatkan kemandirian ekonomi dan kesejahteraan keluarga.

Indonesia menilai pemberdayaan ekonomi perempuan merupakan kunci pembangunan yang berkelanjutan, serta menciptakan dampak sosial yang luas di masyarakat.

Menuju Deklarasi Menteri G20

Forum ini diikuti oleh negara-negara anggota G20, perwakilan organisasi internasional, serta pejabat lintas kementerian di Afrika Selatan. Pertemuan bertujuan menyusun rancangan awal Ministerial Declaration on Women Empowerment yang dijadwalkan diumumkan pada Oktober 2025.

Pengalaman Indonesia sebagai tuan rumah G20 tahun 2022 menjadi modal penting dalam menunjukkan kepemimpinan di isu pemberdayaan perempuan. Kontribusi ini menempatkan Indonesia sebagai negara yang konsisten mengusung pengarusutamaan gender, baik di sektor publik maupun swasta.

Afrika Selatan mengambil alih presidensi G20 dari Brasil, yang sebelumnya sukses menggelar forum serupa pada 2024. Rangkaian pertemuan lintas sektor akan terus berlangsung sepanjang tahun, dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 direncanakan pada November 2025 di Afrika Selatan.