SinarHarapan.id – Indonesia menegaskan kembali komitmennya dalam membangun ketahanan bencana yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan dalam pertemuan ke-3 Kelompok Kerja Pengurangan Risiko Bencana (Disaster Risk Reduction Working Group/DRRWG) G20 di Johannesburg, Provinsi Gauteng, Afrika Selatan, pada 7–10 Juli 2025.
Delegasi Indonesia dalam pertemuan ini diwakili oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Pretoria, yang hadir mewakili Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dalam forum tersebut, Indonesia menyampaikan pentingnya pembiayaan risiko bencana yang tepat waktu dan mudah diakses, serta menekankan urgensi penguatan sistem peringatan dini sebagai bagian integral dari strategi pengurangan risiko.
Indonesia juga menyerukan perlunya keterpaduan antara pendanaan untuk pengurangan risiko bencana (PRB), pendanaan iklim, dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Koherensi ketiga elemen ini dinilai penting untuk membangun ketahanan yang benar-benar berkelanjutan dan terintegrasi, baik di tingkat nasional maupun global.
Fokus pada Komunitas Rentan
Pertemuan diawali dengan kunjungan lapangan ke Kliptown, Soweto, untuk menyaksikan pemasangan detektor asap dan api sebagai bentuk demonstrasi nyata upaya mitigasi bencana di wilayah rentan. Kegiatan ini menjadi simbol penting bahwa pengurangan risiko bencana perlu dimulai dari komunitas yang paling terdampak.
Ketua DRRWG G20 2025, Dr. Bongasi Elias Sithole, yang juga menjabat Kepala Pusat Manajemen Bencana Nasional Afrika Selatan, menekankan bahwa peningkatan risiko bencana berkaitan erat dengan dampak perubahan iklim, laju urbanisasi, dan ketimpangan sosial.
“Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan infrastruktur kita tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga tangguh terhadap bencana,” ujarnya dalam sambutan pembukaan.
Menuju Pertemuan Menteri G20
Pertemuan ke-3 DRRWG ini menjadi forum penting untuk menyelaraskan pandangan negara anggota G20 terhadap enam prioritas pengurangan risiko bencana. Forum juga bertujuan mematangkan masukan dan bahan negosiasi menjelang pertemuan tingkat menteri penanggulangan bencana G20 yang dijadwalkan berlangsung di Cape Town pada 13 Oktober 2025.
Selain delegasi dari negara-negara anggota G20, pertemuan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari negara undangan seperti Belanda, Irlandia, Lesotho, Singapura, dan Uni Emirat Arab, serta sejumlah organisasi internasional yang relevan dalam isu penanggulangan bencana dan pembangunan berkelanjutan.