SinarHarapan.id-Gangguan Mata pada Anak: Masalah Serius yang Perlu Perhatian
Pertama, data IAPB menunjukkan 90 juta anak global alami gangguan penglihatan. Di Indonesia, 10% anak usia sekolah hadapi masalah mata.
Merespons hal ini, JEC luncurkan Children’s Eye & Strabismus Center (CESC). Fasilitas ini jadi layanan one-stop pertama untuk kesehatan mata anak.
Dr. Gusti Suardana tekankan pentingnya deteksi dini. Gangguan mata bisa pengaruhi belajar, sosialisasi, dan masa depan anak.
Survei Kemenkes ungkap 0,6% anak Indonesia alami disabilitas penglihatan. Sebanyak 11,7% bahkan butuh alat bantu lihat.
Penyebab utama meliputi katarak, retinopati prematur, dan kelainan refraksi. CESC JEC hadir dengan pendekatan ramah anak.
Desain ruangan dirancang nyaman untuk kurangi kecemasan pasien kecil. Teknologi canggih seperti RetCam dan autorefraktometer pediatrik tersedia.
Indonesia termasuk 5 besar negara dengan kelahiran prematur terbanyak. Retinopati prematur ancam 32 dari 216 bayi prematur di Indonesia.
Kasus rabun jauh pada anak diprediksi naik jadi 275 juta global pada 2050. Dr. Hasiana Gaol sebut gaya hidup modern turut pengaruhi kesehatan mata.
Penggunaan gawai berlebihan dan kurang aktivitas luar ruang jadi faktor risiko. CESC JEC tawarkan terapi komprehensif, dari ambliopia hingga operasi.
Dukungan psikologis juga disediakan untuk anak dan orang tua. Sejak 2012, CESC telah tangani lebih dari 24 ribu pasien anak.
Harapannya, layanan ini bisa tingkatkan kualitas hidup anak Indonesia. Kesehatan mata adalah investasi penting untuk masa depan generasi muda.